Politikus Senayan Sentil Lonjakan Suara PSI, Ada Keganjilan

Senin, 04/03/2024 21:49 WIB
Anggota DPR RI F-Nasdem Ahmad Sahroni (Republika)

Anggota DPR RI F-Nasdem Ahmad Sahroni (Republika)

Jakarta, law-justice.co - Politikus Senior PKS, Hidayat Nur Wahid mengakui anomali perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekep) Pemilu 2024 KPU yang melonjak mendadak pada Sabtu 2 Maret 2024.

Hidayat terutama heran karena lonjakan tersebut terjadi hanya dalam dua hari setelah sejak awal perolehan suara partai tersebut naik stagnan. Menurut dia, publik juga pasti memahami lonjakan tersebut sebagai sebuah anomali.

"Ya semua orang juga tahu lah masa nggak ada yang tahu sih. Kan bagaimana kemudian dari hari pertama, hari kedua, ketiga, keempat, kelima, hari keenam enggak ada kelonjakan, kok tiba-tiba dua hari terakhir terjadi kelonjakan," kata Hidayat usai menghadiri acara diskusi publik di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin 4 Maret 2024.

Wakil Ketua MPR itu karenanya mendorong audit terhadap dugaan kecurangan selama tahapan dan pelaksanaan Pemilu 2024. Bukan hanya terhadap PSI, Hidayat mendorong audit dilakukan secara menyeluruh.

"Saya kira bukan hanya suara PSI saja, keseluruhan terkait dengan beragam hal yang sekarang ini menimbulkan gonjang ganjing terkait kecurangan pemilu," kata dia.

Sahroni Curiga `orang besar`
Bendahara DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni mencurigai ada oknum orang besar bermain yang berperan dalam lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pilpres 2024.

"Benar sekali ada oknum orang besar main-main," kata Sahroni mengutip dari CNNIndonesia.com, Senin 4 Maret 2024

Sahroni enggan menjelaskan lebih lanjut siapa orang besar yang dimaksudkannya berperan tersebut. Ia hanya mengatakan ada upaya supaya PSI dipaksakan untuk lolos masuk ke parlemen Senayan.

"Iya di duga di paksa untuk lolos," kata dia.

Sebelumnya perolehan suara PSI mendadak melonjak menjadi 3,1 persen di Sirekap KPU. Kenaikan secara tiba-tiba ini sempat menuai sorotan dan dinilai sebagai anomali. Jumlah itu terakumulasi dari penghitungan sementara lewat Sirekap KPU dengan data 65,86 persen atau 542.190 dari total 823.236 TPS.

Namun sejak kemarin, perolehan suara PSI terlihat mulai stagnan. PSI saat ini tercatat mengantongi 3,13 persen atau sekitar 2.404.427 suara.

Juru Bicara PSI Sigit Widodo menganggap lonjakan suara partainya di Sirekap KPU masih wajar lantaran suara di daerah-daerah unggul baru tercatat masuk rekapitulasi.

"Kenaikan ini sesuatu yang wajar. Karena kami lihat beberapa suara dari daerah PSI mendapatkan suara cukup signifikan mulai masuk. Memang seharusnya seperti itu," kata Sigit dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia TV, Minggu 3 Maret 2024.

KPU telah membantah anggapan ada penggelembungan suara PSI di Pemilu 2024. Komisioner KPU Idham Holik menyatakan kekeliruan data dalam situs pemilu2024.kpu.go.id terjadi karena teknologi Optical Character Recognition (OCR) yang kurang akurat.

"Tidak ada terjadi penggelembungan suara, yang ada adalah ketidakakuratan teknologi OCR dalam membaca foto formulir mode C.HASIL plano," kata Idham, Senin 4 Maret 2024.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar