Pernyataan Menohok Guru Besar UIN soal Ledakan Perolehan Suara PSI

Minggu, 03/03/2024 14:58 WIB
Pengamat Ekonomi dan Sosial serta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (monitor.co.id)

Pengamat Ekonomi dan Sosial serta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (monitor.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Burhanuddin Muhtadi ikut buka suara untuk menyoroti lonjakan atau ledakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baru-baru ini.

Hal itu diungkapkannya via akun media sosial X (dulu Twitter) menyambut perbincangan yang juga mempertanyakan mengenai dugaan anomali lonjakan suara PSI di rekapitulasi Sirekap atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dg partai2 lain. Sementara perolehan suara PSI "meledak" hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," tulis Burhanuddin merespons perbincangan salah satu netizen dengan nama akun Ferry Koto, Sabtu (2/3).

Pada kesempatan lain, merespons pertanyaan budayawan Goenawan Mohammad, Burhanuddin mengatakan untuk mengecek anomali tersebut pihaknya akan pula membandingkan dengan formulir C1 di TPS yang menjadi sampel hitung cepat (quick count) lembaga survey.

"Untuk mengujinya, kami akan bandingkan formulir C1 di TPS sample quick count kita dengan data KPU yg tersedia di Sirekap. Saatnya kita gunakan fungsi utama" jelasnya.

Pada kesempatan lain, dia membalas perbincangan politikus PSI Cheryl Tanzil usai menjadi narasumber di saluran televisi membicarakan anomali lonjakan perolehan suara partai tersebut. Bukan hanya PSI, Burhanuddin juga memberitahu bahwa Partai Gelora pun mengalami kenaikan yang sangat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Dan, dia mengimbau agar lebih baik menunggu perhitungan manual KPU saja yang dilakukan berjenjang dari daerah hingga pusat.

"Ada kenaikan sangat tajam bagi PSI dan Gelora dlm beberapa hari terakhir tapi tidak serta merta kita simpulkan pasti ada kecurangan. Perlu perbandingan antara data C1 quick count dan real count KPU terhadap hasil pilpres dan pileg. Juga harus disebut perolehan suara PKB yg sementara ini menurut Sirekap di atas rata2 QC. Tunggu perhitungan manual KPU baru lebih adil," kata Burhanuddin.

Perolehan suara PSI naik 102 ribu suara dalam 30 jam. Hal itu diketahui lewat data di Sirekap Pemilu 2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pada Jumat (1/3) pukul 06.00 WIB, perolehan suara PSI di angka 2.291.882 suara. Jumlah itu setara 3 persen dari seluruh suara yang telah masuk. Saat itu, jumlah suara yang masuk ke Sirekap baru 65,34 persen.

Kemudian Pada Sabtu (2/3) pukul 11.00 WIB, suara PSI bertambah hingga 2.395.363 suara. Penambahan sekitar 104 ribu suara membuat persentase suara PSI meningkatkan jadi 3,12 persen.

Suara yang masuk ke Sirekap 65,74 persen. Rekapitulasi suara baru bertambah sekitar 2,4 persen dalam 30 jam.

Lonjakan suara itu pun menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Apalagi PSI merupakan partai yang ketua umumnya adalah putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. PSI juga menjadi salah satu partai pendukung Paslon nomor urut 2 yang cawapresnya adalah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menduga ada upaya penggiringan opini. Dia pun mempertanyakan kenapa hanya suara PSI yang disoroti.

"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," kata Grace melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/3).

Grace menilai peningkatan suara PSI dalam beberapa jam terakhir sebuah hal wajar. Dia mengingatkan penghitungan suara masih berlangsung.

Dia berkata masih ada sekitar 70 juta suara yang belum masuk Sirekap. Sebagian suara yang belum masuk pun adalah basis massa PSI.

Grace mengatakan, "Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut."

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar