Menlu Retno Marsudi Lantang Kecam Israel, Ini Isi Pidatonya

Kamis, 22/02/2024 20:32 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (Delikkalbar.com)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (Delikkalbar.com)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi semakin lantang mengecam Israel dengan mengatakan rakyat Palestina di Jalur Gaza saat ini hidup di neraka dunia imbas agresi zionis.

"Menghadapi genosida, warga sipil di Gaza terjebak dalam neraka," jelas Retno saat berpidato di Foreign Ministers` Meeting (FMM) G20 di Brasil, Rabu 21 Februari 2024.

Retno berkata demikian saat membawa isu Palestina dalam pertemuan G20 yang membahas peran G20 dalam ketegangan global terkini. Acara itu dihadiri menteri-menteri luar negeri G20.

Retno Marsudi juga berujar di hari ke-138 agresi Israel, pasukan Zionis telah membunuh lebih dari 29 ribu warga Gaza.

Dia mengutip pernyataan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) yang menyebut situasi di Gaza sekarang adalah krisis kemanusiaan terburuk dalam 50 tahun terakhir.

"Ini adalah kekejaman yang melampaui segala pembenaran yang masuk akal," ujar Retno.

Dalam kesempatan itu, Retno pun mengajak negara-negara G20 untuk mengambil tindakan nyata guna mengakhiri krisis. Dia menegaskan G20 tak boleh cuma berdiri dan menyaksikan kengerian yang sedang berlangsung ini.

"Bersama-sama kita harus mengambil tiga langkah konkret," jelasnya.

Retno memaparkan lagkah pertama yaitu mendorong gencatan senjata permanen dan segera.

Retno menilai langkah ini merupakan `game changer` untuk menghentikan pertumpahan darah, meredakan penderitaan kemanusiaan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif guna memajukan negosiasi solusi dua negara.

Solusi dua negara menurutnya merupakan satu-satunya solusi untuk menghentikan konflik dan menyetop Israel melanggar hukum internasional.

Kedua, ia menambahkan, menghindari standar ganda.

Retno mengatakan dunia tidak boleh memperlakukan masalah Palestina secara berbeda dengan masalah lainnya. Negara-negara global tidak boleh memalingkan wajah di saat Isarel terus lanjut merusak tempat tinggal, rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsian.

Ia menekankan Palestina saat ini benar-benar membutuhkan bantuan dan solidaritas seluruh dunia.

Ketiga, meminimalkan ketegangan global dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Menurutnya, konflik Palestina juga memantik masalah lain.

Retno menyoroti ancaman keamanan global baru terkait kemajuan teknologi seperti senjata siber, drone, dan kecerdasan buatan yang sedang dihadapi dunia.

"Jika kita gagal mengatasi masalah-masalah ini bersama, kita akan membuka pintu lebar-lebar terhadap lebih banyak teror," ungkap Retno.

Retno melanjutkan, "Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah satu dan mampu menjadi katalisator untuk perubahan positif atas krisis apa pun."***

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar