Anies Desak Aparat Tidak Intimidasi Saksi AMIN: Mereka Ketakutan

Selasa, 20/02/2024 21:55 WIB
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Robinsar Nainggolan

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan meminta kepada seluruh jajaran aparat tidak melakukan intimidasi terhadap saksi dari TImnas Anies-Muhaimin (AMIN) yang hendak bersaksi terkait dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.

Anies menyebut saksi Timnas AMIN diintimidasi ketika menemukan praktik penyimpangan dalam pemilu. Ia juga menyebut para saksi itu menjadi ketakutan.

"Kami minta kepada semua jajaran aparat kita jangan ada yang mengintimidasi mereka mereka-mereka yang mau bersaksi," jelas Anies di Yusuf Building Law Firm, Jakarta Selatan, Selasa 20 Februari 2024.

"Karena kita sudah menemukan di lapangan. Mereka yang menemukan praktik-praktik penyimpangan itu mengalami intimidasi, mengalami ketakutan," sambungnya.

Anies menilai praktek intimidasi itu tak seharusnya terjadi, terlebih Indonesia adalah negara demokrasi yang telah merdeka.

Di sisi lain, Anies mengklaim menemukan adanya praktik politik tekanan dan imbalan yang dilakukan sebelum masa pencoblosan di Pemilu 2024.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku yakin Pilpres 2024 berjalan dua putaran jika dua praktik tersebut tidak terjadi.

"Kami melihat praktik-praktik tekanan, imbalan pra TPS ini yang berpotensi menjadi permasalahan. Bila tidak ada praktik itu, maka ini belum tentu satu putaran," jelas Anies.

Anies mengaku memang tidak mudah membuktikan praktik tekanan dan imbalan itu terjadi dalam Pemilu 2024.

Kendati demikian, Anies tetap mengajak seluruh masyarakat untuk tetap mewujudkan Pilpres 2024 yang jujur dan adil terlepas apapun pilihan mereka.

"Ini lah yang harus dijaga bersama-sama. Nah, tapi karena praktik-praktik begini tidak mudah untuk dibuktikan," ungkap Anies dilansir dari CNN Indonesia.

"Karena itu kami ingin mengajak semua pemilih 1, pemilih 2, dan pemilih 3, pilihan capresnya-cawapresnya boleh beda tapi pilihan pilpres jujur ya harus sama," imbuhnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar