Respons KCIC Soal Tudingan Sepi Penumpang dan Cicilan Utang 45 Tahun

Senin, 22/01/2024 16:13 WIB
Lokomotif Kereta Cepat yang akan melayani rute Jakarta-Bandung sedang di Depo. (KCIC)

Lokomotif Kereta Cepat yang akan melayani rute Jakarta-Bandung sedang di Depo. (KCIC)

Jakarta, law-justice.co - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara soal adanya kabar Kereta Cepat WHOOSH sepi penumpang. Adapun, tenor utang Kereta Cepat kepada pihak China juga disebut molor menjadi 45 tahun.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menuturkan, volume penumpang kereta cepat saat ini terbilang masih stabil. Eva mengatakan, rata-rata okupansi penumpang kereta cepat WHOOSH saat ini berada di atas 50%.

Secara terperinci, untuk hari biasa, volume penumpang rata-rata sekitar 60% hingga 70%. Sementara itu, untuk akhir pekan, tingkat okupansi kereta cepat bahkan dapat mencapai lebih dari 80%.

“Pada akhir pekan, untuk beberapa KA dengan jadwal keberangkatan favorit [tingkat okupansi] dapat mencapai 80%, bahkan lebih khususnya pada momen tertentu seperti saat libur bersama dan lainnya,” jelas Eva dikutip dari Bisnis Indonesia, Senin 22 Januari 2024.

Lebih lanjut Eva melanjutkan, hingga akhir Januari 2024, kereta cepat sudah mengangkut sekitar 1.350.000 pengguna sejak awal beroperasi berbayar pada 17 Oktober 2023. Dia mengatakan, jumlah perjalanan akan terus ditingkatkan untuk dapat mengakomodasi peningkatan jumlah pengguna WHOOSH. Pada awal beroperasi berbayar, KCIC mengoperasikan 14 perjalanan per harinya.

Sementara itu, saat ini jumlah perjalanan telah mencapai 40 jadwal per harinya. Dia menambahkan, jumlah perjalanan akan sangat fleksibel dengan melihat tingkat permintaan. Dia mencontohkan, pada saat momen libur Natal dan Tahun Baru kemarin jumlah perjalanan kereta cepat mencapai 48 perjalanan per hari.

Ke depannya, KCIC akan terus melakukan kerja sama dengan para operator transportasi untuk terus meningkatkan integrasi antarmoda.

Sehingga seluruh masyarakat dapat dimudahkan pada saat akan menuju Stasiun Kereta Cepat dan sebaliknya. “Untuk lebih menarik minat masyarakat menggunakan WHOOSH, selain program promo tiket kami juga akan tetap menerapkan pola pentarifan dengan sistem dynamic pricing,” tambahnya.

Kemudian, kerja sama dengan destinasi wisata juga akan terus dilakukan serta diperbanyak untuk meningkatkan minat penumpang.

Contohnya adalah program promo gratis masuk area wisata dengan menunjukan tiket kereta cepat serta program diskon untuk lokasi kuliner dan penginapan yang telah bekerjasama dengan KCIC.

Adapun, berdasarkan unggahan pada media sosial X (dahulu Twitter) dengan nama pengguna @r***m yang diakses Senin 22 Januari 2024 menyebut kondisi sepi pada salah satu jadwal perjalanan kereta cepat.

Dalam foto unggahan itu terlihat deretan kursi penumpang kereta cepat yang kosong. Dia juga mengatakan, foto tersebut diambil saat kereta sudah berjalan, bukan saat tengah menunggu penumpang. “Hari ini pulang pergi Jakarta-Bandung naik WHOOSH kondisinya sepi begini.

Mau kritik sekarang sudah lewat, sudah jadi barangnya dan sudah berlaku utangnya. Berharap yang baik aja deh, semoga investasi nya bisa balik modal dalam bentuk apapun,” demikian keterangan atau takarir pada unggahan tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan nilai utang Kereta Cepat yang dikucurkan oleh China Development Bank (CDB) ke KAI telah disepakati sebesar US$542,7 juta atau setara Rp8,41 triliun (kurs US$1 = Rp15.500).

“Nilai pinjaman terdiri dari US$325,6 juta dalam denominasi dolar AS dan ekuivalen US$217 juta dalam bentuk renminbi [RMB],” kata Didiek saat dikonfirmasi, Selasa 9 Januari 2024.

Dia menambahkan tingkat suku bunga untuk masing-masing pinjaman mata uang juga berbeda. Pinjaman berdenominasi dolar AS bunganya 3,2%, sedangkan loan dalam RMB 3,1%. Didiek mengatakan tingkat suku bunga yang telah disepakati bersifat flat dengan tenor 45 tahun. Tenor utang tersebut bertambah dibandingkan dengan pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dan China pada November 2023.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar