Andre Rosiade: Anies Tak Beretika & Berani Bohong Demi Kekuasaan

Senin, 08/01/2024 15:59 WIB
Andre Rosiade Anggota Komisi VI DPR-RI.

Andre Rosiade Anggota Komisi VI DPR-RI.

Jakarta, law-justice.co - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, menyebut calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan sebagai sosok tak beretika dan rela melakukan kebohongan publik demi mencapai ambisi politik.

Hal itu karena Anies dinilai tidak beretika menyerang pribadi Prabowo yang sempat mengusungnya di Pilgub DKI.

Pernyataan tersebut merujuk pada penampilan Anies Baswedan di debat capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Ahad 7 Januari 2024 malam.

Sebagai kader Partai Gerindra, Andre menilai Anies tak beretika. Andre menilai Anies ibarat kacang lupa kulit, sebab Anies menyerang pribadi capres Prabowo Subianto, tokoh yang menjadi penyokong utama pemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017.

"Mas Anies kehilangan otoritas bicara etika pada debat ini. Sebab Pak Prabowo, pribadi yang diserang Mas Anies selama ini, adalah tokoh utama penyokong pemenangannya di Pilgub DKI Jakarta. Kami seluruh kader Gerindra diperintahkan Pak Prabowo turun ke Jakarta untuk membantu pemenangan Pilgub. Tapi lihat sekarang bagaimana balasannya," jelas Andre dalam keterangannya, Senin 8 Januari 2024.

Andre menyebut Anies juga rela melakukan kebohongan publik demi meraih kekuasaan. Kebohongan pertama, menurut Andre adalah saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyinggung kasus kematian remaja 15 tahun bernama Harun Al Rasyid, yang disebutnya tidak ada kejelasan sampai saat ini. Harun yang disebut Anies sebagai pendukung Prabowo, merupakan korban tewas dalam kerusuhan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019 lalu.

Lebih lanjut Andre mengatakan, saat itu Harun masih berusia 15 tahun yang berarti belum mempunyai hak pilih. Ia menyebut keterangan itu berdasar pengakuan orang tua Harun.

"Penjelasan yang diberikan oleh orang tua Harun Al Rasyid pada saat kejadian, dia berumur 15 tahun, belum memiliki hak pilih, tahun 2019 dia itu masih SMP. Harun datang ke sana untuk menyaksikan, untuk melihat, jadi dia bukan pemilih, dia bukan pendukung, simpatisan juga bukan, tapi dia usia anak-anak yang ikut menjadi korban," terang Andre.

Lebih lanjut, Andre mengatakan, Anies juga berbohong terkait belanja alutsista bekas Rp 700 triliun yang disampaikan dalam debat capres. Andre memaparkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran Kemenhan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun. Dari anggaran tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk membeli alutsista, namun digunakan juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM.

"Mas Anies juga menyebut tidak ada yang rahasia dalam pertahanan. Ini berbahaya, seolah mau menggadaikan keselamatan dan kedaulatan Indonesia," kata Andre.

Untuk itu, Andre mengajak masyarakat untuk membuka mata dan memilih pemimpin yang melakukan kerja nyata, dan menolak pemimpin yang suka bohong dan pandai obral janji demi raih simpati.

"Masyarakat sudah bisa menilai mana capres yang kerja nyata dan capres tukang bohong dan tak beretika. Bayangkan, di forum debat capres yang disaksikan jutaan masyarakat Indonesia saja berani berbohong dan menyampaikan data keliru untuk dapat simpati. Sudah tak beretika, Mas Anies ini juga menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan," sambungnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar