Kasus Pneumonia Anak Melonjak 10% di RSAB Harapan Kita
Ilustrasi Paru-paru. (Genpi.co)
Jakarta, law-justice.co - Kasus pneumonia pada anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita dilaporkan meningkat hingga 10% pada periode Januari-Oktober 2023.
Plt Direktur Medik dan Keperawatan PKIAN sekaligus Konsultan Alergi Imunologi Anak RSAB Harapan Kita, dr Endah Citraresmi mengatakan, lonjakan kasus lebih banyak dibandingkan tahun 2022.
"Untuk periode yang sama, Januari-Oktober 2022 dengan Januari-Oktober 2023, kenaikan (kasus pneumonia anak) sekitar 10%," beber Endah, Rabu 6 Desember 2023.
Dia menjelaskan, peningkatan kasus rawat inap karena pneumonia dimulai sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Menurut Endah, peningkatan kasus pneumonia pada anak juga dipengaruhi perubahan musim saat ini.
"Perubahan musim pancaroba, umumnya akan membuat sirkulasi virus dan mikroba meningkat, suhu udara lebih dingin membuat orang lebih banyak berkumpul di area tertutup dan meningkatkan penularan kuman," ungkap dia.
Suhu yang dingin akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga membuat anak lebih rentan sakit. Beberapa gejala pneumonia pada anak yang perlu diwaspadai orang tua, antara lain demam, batuk, pilek, dan sesak napas.
"Sesak dapat dilihat dari napas yang cepat dan tersengal-sengal, disertai tarikan otot-otot bantu napas yaitu otot dinding perut, dinding dada, leher, dan napas cuping hidung," papar Endah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Ani Ruspitawati menyatakan, pihaknya sedang mendata jumlah anak di Jakarta yang diduga terinfeksi pneumonia mycoplasma. Langkah itu dilakukan setelah Dinkes DKI Jakarta menerima laporan terkait adanya anak terinfeksi bakteri mycoplasma.
"Kami di Jakarta kita secara spesifik (masih) menghitung yang mycoplasma ya," ungkap Ani di kantor DPRD DKI Jakarta, Senin 4 Desember 2023.
Namun, Ani enggan menjelaskan detail mengenai data anak yang terinfeksi pneumonia mycoplasma. Dinkes DKI disebut akan membuat keterangan lanjutan terkait temuan anak yang terjangkit penyakit itu.
Komentar