Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Dievakuasi

Minggu, 03/12/2023 22:33 WIB
Kondisi Gunung Marapi, Sumatra Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023). (Bisnis)

Kondisi Gunung Marapi, Sumatra Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023). (Bisnis)

law-justice.co - Gunung Marapi, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pagi. Puluhan pendaki dievakuasi dari gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pagi. Setelah erupsi itu, jalur pendakian Gunung Marapi kembali ditutup.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar yang mengelola Taman Wisata Alam Gunung Marapi melaporkan, berdasarkan sistem pemesanan daring, ada 70 orang yang mendaki pada hari Minggu. Sebanyak 54 orang mendaki dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang dari pintu masuk Koto Baru. Menurut pelaksana harian Kepala BKSDA Sumbar Dian Indriati, BKSDA sedang mengevakuasi para pendaki dengan pemangku kebijakan terkait dan masyarakat. ”Pada pukul 17.00 sudah dievakuasi 28 orang, selebihnya sedang diupayakan,” katanya.

Dian menambahkan, Gunung Marapi berada pada status Level II. Masyarakat dan pengunjung tidak diperbolehkan masuk dengan radius 3 kilometer dari puncak atau kawah. ”Saat ini, kami nyatakan bahwa pendakian Gunung Marapi kami tutup,” ujarnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan, Gunung Marapi erupsi pada pukul 06.11. Dalam erupsi tersebut teramati kolom abu dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas puncak gunung setinggi 3.191 meter di atas permukaan laut itu. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 milimeter dan durasi sekitar 45 detik.

”Pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak mendekati radius 3 km dari kawah,” kata Teguh Purnomo, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Sabtu pagi.

Teguh menambahkan, sejauh ini belum ada erupsi susulan. Petugas masih memantau perkembangan kondisi gunung api tersebut. Adapun status Gunung Marapi pascaerupsi ini tetap pada Level II atau Waspada. Dampak erupsi tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, pada Jumat (6/1/2023) kemarin masih ada pendaki di Gunung Marapi. Kondisi hari ini belum diketahui karena pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi belum bisa dikontak.

Menurut Teguh, sesuai informasi yang dirilis PVMBG, ada peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Marapi sejak 25 Desember 2022. Aktivitas kegempaan masih terus meningkat sampai Sabtu pagi hingga terjadi erupsi tersebut.

Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawanan menjelaskan, erupsi Marapi kali ini terjadi mendadak. Tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan sejak gunung ini erupsi pada awal tahun lalu. Dalam tujuh bulan terakhir, tidak ada satu gempa pun dalam sebulan.

Meskipun mendadak, kata Hendra, status Marapi berada pada Level II atau Waspada. Warga tidak diperbolehkan beraktivitas pada radius 3 km dari kawah. Dari catatan Kompas, status Level II Marapi tidak berubah sejak ditetapkan pada 3 Agustus 2011. ”Jadi, status Level II ini untuk mengantisipasi bila terjadi letusan yang sifatnya tiba-tiba. Maksudnya, secara rekaman, aktivitasnya tidak terekam,” katanya.

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar