Ini Deretan Aplikasi Ojek Online di Indonesia yang Bangkrut

Selasa, 21/11/2023 08:45 WIB
Ilustrasi ojol mistis (YouTube/Rizky Riplay)

Ilustrasi ojol mistis (YouTube/Rizky Riplay)

Jakarta, law-justice.co - Ternyata aplikasi ojek online di Indonesia atau dikenal dengan ojol ini tidak semuanya berjalan mulus. Ada juga yang bangkrut imbas tidak bisa bersaing dengan para kompetitor.

Bahkan, perusahaan kenamaan Uber juga tidak sanggup bersaing dengan nama-nama besar di tanah air. Pemain besar asal San Francisco, AS itu akhirnya angkat kaki dari Indonesia.

Selain Uber, ada beberapa aplikasi ojek online di Indonesia (ojol) lain yang gulung tikar. Anda mungkin menjadi salah satu pengguna layanan tersebut.

7 Aplikasi Ojek Online di Indonesia yang Bangkrut

Mengutip CNBC Indonesia, berikut daftar 7 aplikasi ojol di Indonesia yang bangkrut:

1. Uber
Perusahaan yang sebelumnya juga tidak hanya melayani ojek online ini angkat kaki dari Indonesia dan di Asia Tenggara lainnya pada 2018 lalu. Mereka menjual seluruh bisnisnya kepada Grab.

Pada akhirnya, mitra Uber beralih menjadi pengemudi Grab. Bahkan, tak sedikit yang menjadi driver Gojek dan menjadi urutan pertama aplikasi ojek onlne di Indonesia yang tutup .

2. Call Jack
Call Jack adalah salah satu aplikasi ojol asal Yogyakarta. Layanan yang diberikan perusahaan lokal ini tak jauh beda dengan Gojek dan Grab.

Ada dua opsi layanan, yakni Call Jack dan O`Jack. Sayang, eksistensi aplikasi ojek online di Indonesia untuk ikut meramaikan jasa transportasi dan pengiriman ini sudah tak terdengar lagi.

3. Ojekkoe
Ada juga Ojekkoe yang gulung tikar. Padahal, perusahaan yang masuk dalam list aplikasi ojek online di Indonesia ini sempat mempekerjakan 500 orang mitra pengemudi.

Perilisan Ojekkoe merupakan bagian dari tugas akhir pendirinya, yakni Katon Muchtar. Saat masih beroperasi, layanan mereka mematok tarif Rp2.500 per harinya.

4. LadyJek
LadyJek sempat menjadi pusat perhatian karena merupakan ojek online dengan pengemudi dan melayani penumpang wanita.

Aplikasi ojol di Indonesia ini pernah mempekerjakan hampir 3.300 pengemudi. Sayang, mereka harus melakukan hal yang sama yakni gulung tikar karena masalah modal.

5. TopJek
TopJek pernah aktif perang harga dengan memberikan tarif murah meski tanpa promo. Bahkan, layanan ini punya fitur unggulan bernama chat room, di mana kala itu belum dimiliki pesaingnya.

Aplikasi ojek online di Indonesia yang membatasi pengemudinya dengan seleksi ketat sekitar 10 ribu orang ini faktanya tak sanggup bertahan meskipun TopJek cukup menjanjikan pada awal kehadirannya.

6. Blujek
Blujek sempat menjadi saingan Gojek dan Grab. Padahal, Blujek memiliki armada cukup besar saat itu dengan ciri khas berwarna biru.

7. OjekArgo
Didapuk terakhir sebagai aplikasi ojek online di Indonesia yang gulung tikar, OjekArgo adalah layanan ojol di Indonesia yang sudah tidak aktif sejak 2017. Kala itu, pelanggan yang butuh layanan ride hailing cukup menginstal aplikasi tanpa perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasi.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar