Ini Rekomendari Saham `Tahan Banting` di Tengah Ketidakpastian Global

Senin, 13/11/2023 07:17 WIB
Daftar saham unggulan (bisnis)

Daftar saham unggulan (bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 28,97 poin atau minus 0,42 persen ke level 6.809.

Investor asing mencatat jual bersih (net sell) Rp1,35 triliun selama sepekan. Dalam sepekan terakhir, indeks saham melemah tiga kali dan hanya dua kali ditutup hijau. Secara total, performa indeks saham masih menguat 0,30 persen pada pekan lalu.

Pjs Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan penguatan paling besar dirasakan rata-rata nilai transaksi harian sebesar 16,60 persen.

Data menunjukkan rata-rata transaksi harian melesat dari Rp10,95 triliun ke Rp12,77 triliun.

Kautsar juga mencatat kapitalisasi pasar bursa merangkak 1,28 persen menjadi Rp10.688 triliun. Padahal, kapitalisasi pasar di pekan sebelumnya hanya Rp10.553 triliun.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian sepekan kemarin anjlok 11,36 persen. Tercatat turun dari 1.258.036 kali transaksi menjadi 1.115.185.

"Rata-rata volume transaksi harian saham turun sebesar 16,34 persen menjadi 19,11 miliar lembar saham dari 22,84 miliar lembar saham pada sepekan yang lalu," ujarnya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (10/11).

Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memprediksi IHSG masih akan bergerak mixed cenderung terbatas dalam rentang 6.750-6.920. Dia menyebut arus keluar modal asing akan menahan laju kenaikan indeks.

Sentimen dari dalam negeri yang kudu diwaspadai adalah rilis data neraca dagang Oktober 2023. Audi menyebut perkiraan konsensus surplus yang dicatat turun dari bulan lalu menjadi US$3,3 miliar.

Menurutnya, penurunan surplus neraca dagang Indonesia akan direspons moderat oleh pasar. Audi mengatakan kekhawatiran pasar saat ini adalah perlambatan ekonomi di tengah sikap higher for longer suku bunga acuan dari bank sentral di dunia.

Di lain sisi, Audi meminta investor ikut mencermati sentimen data inflasi AS pada Oktober 2023 yang diperkirakan tumbuh lebih rendah sebesar 3,3 persen year on year (yoy). Sikap The Fed juga diperkirakan belum akan melunak dalam meredam inflasi.

"Pekan depan investor dapat menunggu momentun swing IHSG jika bertahan di atas level 6.793 dan bisa memanfaatkan trading jangka pendek," katanya seperti melansir cnnindonesia.com, Senin (13/11).

Dia mengatakan sektor `tahan banting` di tengah gonjang-ganjing dunia saat ini adalah konsumer. Audi mengacu pada laporan keuangan di kuartal III 2023 yang mencatat performa positif sektor ini.

Secara teknikal, dia merekomendasikan tiga emiten. Pertama, saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk alias ACES. Meski layu 2,42 persen ke 805 pada pekan lalu, Audi yakin saham emiten ini bisa bangkit dan menembus 900.

Kedua, dia menyarankan investor melirik saham PT HM Sampoerna Tbk yang pekan sebelumnya menguat 3,14 persen ke 985. HMSP diramal bergerak di rentang 910-1.095 pekan ini.

Ketiga, ada saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk alias CMRY yang diprediksi bisa tembus 4.200. Emiten ini sempat naik ke 3.780 pada penutupan pekan kemarin.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mewanti-wanti pasar saham masih akan dibayangi beberapa sentimen utama, termasuk perang Israel-Hamas yang belum usai.

Ada juga perekonomian China yang stagnan dalam beberapa waktu ini serta sinyal hawkish The Fed.

"Ada juga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, pada pekan ini akan ada rilis data inflasi AS, data produksi dan penjualan ritel China, serta perkembangan neraca dagang Indonesia," tutur Herditya.

Berdasarkan beberapa sentimen itu, ia meramal IHSG masih rawan terkoreksi sepekan ini. Herditya mengatakan indeks akan bergerak di level support 6.639 dan resistance 6.887.

Dia menyarankan investor melirik tiga saham. Pertama, ESSA alias PT ESSA Industries Indonesia Tbk, yang diyakini bisa menembus level 725 pada pekan ini.

Kedua, ada saham PT Ulima Nitra Tbk yang merangkak 5,22 persen ke level 242 pekan lalu. Gerak emiten berkode UNIQ ini diproyeksi di rentang 254-260.

Ketiga, Herditya menyarankan investor mengoleksi saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk alias ADRO yang naik 30 poin ke 2.480 pada penutupan pekan kemarin. Emiten ini dipercaya bisa menembus posisi 2.750.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar