Dewas KPK Segera Periksa Firli Bahuri Senin Depan

Sabtu, 11/11/2023 18:39 WIB
Foto diduga pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri dengan (eks) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sebuat lapangan bulutangkis di bilangan Mangga Besar, Jakarta. (ist)

Foto diduga pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri dengan (eks) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sebuat lapangan bulutangkis di bilangan Mangga Besar, Jakarta. (ist)

Jakarta, law-justice.co - Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) menyatakan bakal tetap memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri. Setelah Firli sempat tak penuhi panggilan pemeriksaan, Dewas KPK menjadwalkan ulang agenda pemeriksaan. Pemeriksaan untuk menggali klarifikasi Firli ihwal perkara dugaan pemerasan oleh Pimpinan KPK kepada mantan Mentan Syahrul Yasin Limpoi. Ditambah, Dewas KPK ingin meminta penjelasan soal beredarnya  foto pertemuan antara Firli dan Syahrul di tengah pengusutan kasus korupsi di Kementan. 

“Klarifikasi FB (Firli Bahuri) dijadwalkan hari Senin, 13 November Jam 10.00,” kata Albertina Ho kepada wartawan, Sabtu, (11/11/2023). 

Sebelumnya, Dewas KPK  batal memeriksa Firli Bahuri pada Jumat pekan ini lantaran Ketua KPK itu meminta pemeriksaan diundur sampai sesudah tanggal 8 November 2023 dan setelah pemeriksaan empat pimpinan KPK lainnya. Adapun kata Albertina, Dewas KPK sudah melakukan pemeriksaan terhadap pimpinan KPK yang lain. Teranyar pada Kamis pekan ini, Nawawi Polango diperiksa beberapa jam. 

Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris menjelaskan, Firli sebelumnya meminta penjadwalan pemeriksaan ulang setelah 8 November 2023. “Sampai saat ini Pak FB melalui sekretaris pimpinan masih minta penundaan,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa, (7/11/2023). 

Penundaan pemeriksaan Firli juga disebabkan karena yang bersangkutan memiliki agenda di Aceh dalam rangka roadshow KPK sejak Selasa pekan ini. Padahal, dia sebenarnya mendapatkan panggilan dari Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul. 

“Pembagian kelima pimpinan sudah terjadwal semua sebelumnya, dan jadwal Pak Firli ke Aceh,” kata Wakil Ketua KPK Johanis Tanak di Gedung Merah Putih KPK, Senin, 6 November 2023.

Ia mengatakan, kelima pimpinan juga sudah memiliki agenda sehingga tak dapat menggantikan acara Firli Bahuri di Aceh. “Pak Nawawi sakit, Pak Alex juga masalah road show itu ke Palembang, terus Pak Nurul Ghufron itu ke luar negeri. Saya besok ada tugas juga dengan Korea,” katanya.

Di tengah dugaan kasus korupsi Kementan yang menjerat Syahrul dan dua bawahannya, Polda Metro Jaya mengumumukan tengah menyelidiki dugaan pemerasan yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri kepada Syahrul. Kasus ini berawal dari laporan Syahrul yang melaporkan Firli pada 21 Agustus lalu dengan tuduhan pemerasan. Firli, menurut laporan Syahrul, disebut bisa menghentikan penyelidikan kasus korupsi yang membelitnya.

Cerita detail pemerasan itu muncul dari surat pengakuan yang diduga kuat ditulis Hatta pada 1 Oktober lalu. Dalam surat itu, Hatta menuliskan awal pertemuan Firli dan Syahrul untuk pengkondisian kasus ini terjadi pada akhir Juni 2022 di kediaman Firli. Ketua KPK itu disebut meminta sejumlah uang kepada Syahrul. Namun, Syahrul hanya mampu menyanggupi Rp1 miliar yang sudah berbentuk pecahan dolar Singapura.
Pertemuan ini, tulis Hatta, bermula dari laporan Irwan Anwar yang mendapatkan informasi dari Firli bahwa ada penyelidikan kasus korupsi di Kementan. Belakangan diketahui, Irwan yang dimaksud merupakan Kapolrestabes Semarang. Sebelumnya, Irwan adalah Direktur Kriminal Umum di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2017. Saat itu, Firli menjabat Kapolda-nya. Ditambah, ia memiliki pertalian keluarga dengan Syahrul yang merupakan pamannya. Keponakan Syahrul menikah dengan Irwan.

Irwan dikatakan Hatta merupakan orang pertama yang mengabari Syahrul terkait KPK bakal menyelidikan korupsi di Kementan. Informasi itu didapat Irwan dari Firli pada Juni 2022. Irwan lantas mengatur pertemuan antara Syahrul dan Firli yang direncanakan di kediaman Firli pada akhir Juni.

Hatta yang juga dilibatkan dalam rencana pertemuan itu mendapat informasi dari Syahrul soal permintaan sejumlah uang oleh Firli. Saat itu, Syahrul hanya menyanggupi permintaan Firli sebanyak 1 miliar dalam pecahan dolar Singapura. Uang lantas disiapkan sebelum berangkat ke rumah Firli dan uang dititip ke Irwan. Hatta menulis ketika itu dirinya tidak ikut menyaksikan pertemuan antara ketiganya. Ia hanya bilang Irwan dan Syahrul pergi bersama menuju ke kediaman Firli.

Menariknya, Hatta berkata dirinya dipanggil ke rumah dinas Syahrul pada Oktober 2022 untuk menerima amplop berisi uang yang jumlahnya sama saat rencana pertemuan pertama dengan Firli. Uang sebanyak itu diberi langsung oleh Panji Harianto yang merupakan ajudan Syahrul. Hatta diberi instruksi untuk menyerahkan uang itu kepada Irwan.

Hatta menyerahkan sejumlah uang itu ke Irwan di daerah Kebayoran Baru, persisnya di belakang kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Lokasi pertemuan tersebut bertempat di kediaman Irwan. Kata Hatta, Irwan bakal meneruskan uang itu ke Firli. Sampai di sini, seolah ada dua kali setoran ke Firli, tapi di sisi lain rencana pertemuan awal dengan Firli di rumahnya bisa saja tidak terjadi.

Satu-satunya yang dapat membuktikan pertemuan Firli dan Syahrul adalah foto yang belakangan beredar. Keduanya diketahui bertemu di lapangan bulu tangkis di kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat. Hatta menulis pertemuan itu berlangsung pada Desember 2022. Sementara Firli mengklaim pertemuan itu terjadi pada Maret 2022.

Syahrul saat itu didampingi Hatta. Dalam pertemuan itu, mereka membawa sejumlah uang. Lagi-lagi jumlahnya sama, 1 miliar pecahan dolar Singapura. Uang yang dikemas dalam tas itu diserahkan bukan oleh Hatta maupun Syahrul, melainkan Panji kepada ajudan Firli yang bernama Kevin.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar