Menteri LHK: Sudah 276 Ribu Hektare Lahan Terbakar Per 2 Oktober

Selasa, 03/10/2023 21:15 WIB
Ilustrasi karhutla di Kalbar (foto: bnpb)

Ilustrasi karhutla di Kalbar (foto: bnpb)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkap data terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia. Dia menyebut data per 2 Oktober sudah 267 ribu hentare lahan terbakar.

Siti awalnya mengungkap jumlah titip panas (hotspot) yang berpotensi menjadi titik api (firespot). Dia menyebut sejauh ini ada 6.659 titik panas yang 80% berpeluang jadi titik api.

"Saya ingin bersama BNPB dan BRIN melaporkan situasi kebakaran hutan dan lahan untuk hotspot data per 2 Oktober dengan peluang 80% hotspot menjadi fire spot itu angkanya di 6659 titik," kata Siti di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023.

Dia lalu mengungkap jumlah lahan yang terbakar sejauh ini yakni 276 ribu hektare. Siti menyebut kemungkinan akan terus bertambah.

"Areal terbakar sudah terekam 267 ribu hektare, dan perkiraan saya dengan situasi bulan September dan Oktober kemarin masih bertambah," ujarnya.

3 Provinsi Prioritas
Siti lalu mengungkap 3 provinsi prioritas terkait penanganan karhutla yakni Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, hingga Jambi. Meski begitu dia juga terus memonitor karhutla di provinsi lain.

"Kita sejak tanggal 28 September sedang berjibaku di Sumsel, di Kalteng, Kalsel sambil memonitor di Riau, Jambi. Jadi arahan presiden segera dilakukan penanganannya karena untuk Kalteng itu yang masih cukup rawan, di Sulsel sudah melandai meski harus jaga dan diambil langkah-langkah seperti pemadaman dan TMC," katanya.

Siti mengatakan ketiga provinsi di atas itu menjadi prioritas karena adanya potensi pencemaran asap lintas batas ke negara tetangga. Meski begitu dia menekankan hal tersebut belum terjadi sampai saat ini.

"Kemudian di Kalsel demikian Sumsel dan Jambi jadi prioritas karena dari peluang angin ada potensi untuk nyeberang, tapi belum nyebrang. Mudah-mudahan tidak nyebrang sejauh ini belum ada transboundary haze ke Malaysia. Jadi kalau di bilang bahwa di Malaysia tidak ada hotspot kalau lihat datanya citra satelit ada juga di sana," ucapnya.

Tindak 144 Perusahaan
Siti mengatakan pihaknya juga telah melakukan penegakan hukum terkait karhutla ini baik dari kepolisian dan KLHK. KLHK sendiri kata Siti, sudah memberikan peringatan ke 144 perusahaan dan 23 perusahaan disegel.

"Langkah lain dilaporkan Pak Kapolri penegakan hukum sudah ada penetapan tersangka dari KLHK sendiri ada 144 perusahaan yang mendapatkan peringatan dan sudah ada 23 perusahaan yang disegel pada areal terbakarnya antara lain di Kalbar, Kalteng dan Sumsel dengan perusahaan yang berasal dari Singapura, Malaysia juga ada," ujarnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar