Sayangkan Monolog Butet, PDI Perjuangan: Tidak Bagus, Kurang Elok!

Selasa, 27/06/2023 10:23 WIB
Budayawan Butet Kertaradjasa membacakan puisi di acara bulan Bung Karno, Sabtu (24/06/2023). Puisi tersebut juga berisi sindiran pada dua capres Anies Baswedan dan Prabowo Subianto (Istimewa)

Budayawan Butet Kertaradjasa membacakan puisi di acara bulan Bung Karno, Sabtu (24/06/2023). Puisi tersebut juga berisi sindiran pada dua capres Anies Baswedan dan Prabowo Subianto (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (DPP PDIP) menyayangkan monolog seniman Butet Kartaredjasa yang menyinggung sejumlah hal di puncak perayaan Bulan Bung Karno di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (24/6) lalu.

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menyebut sejak dulu Butet juga kerap membuat monolog. Namun untuk monolog di GBK akhir pekan lalu, dianggapnya kurang elok.

"(Menyayangkan) Kalau sudah seperti itu, ya sebetulnya disampaikan di acara partai kita itu seperti itu tidak bagus lah. Tidak bagus. Kurang elok lah, kurang elok," ujar Djarot di Political Show, Senin (26/6).

Menurut Djarot, Butet sebagai seniman dan budayawan tentu memiliki dasar, sehingga dapat menyampaikan isi hati ketika memiliki unek-unek.

"Tapi kalau seumpama itu akan disampaikan pada panggung yang lain akan lebih bagus. Kenapa? Karena kita dalam peringatan puncak Bulan Bung Karno itu kan temanya kepalkan tangan persatuan. Jadi kita harus menyatukan berbagai macam komponen-komponen bangsa ini untuk bisa bersatu, untuk arahnya bagaimana mewujudkan tujuan bernegara kita," jelas Djarot.

Monolog Butet pada puncak perayaan Bulan Bung Karno menyinggung sejumlah. Dia bicara banjir, sekaligus menyindir pihak yang menyebut banjir sebagai `air yang markir`. Butet lantas menyebut tokoh yang menyatakan demikian sebagai orang yang pandir.

Kemudian, Butet menyampaikan pantun dan menyinggung perihal sosok yang sedang dipantau oleh KPK, tapi mengaku tengah dijegal.

Selain itu, monolog Butet juga membahas calon presiden pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, capres pilihan Jokowi adalah sosok berambut putih dan pekerja keras.

Selanjutnya Butet berujar Indonesia akan bersedih jika presiden terpilih adalah tukang culik.

Walaupun Butet tidak spesifik menyampaikan identitas sosok yang disindir, monolog Butet turut mengundang respons dari sejumlah politisi, contohnya Gerindra dan NasDem.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyatakan siapapun yang menyindir Ketua Umumnya Prabowo Subianto akan dibalas dengan kebaikan.

Riza mengklaim, hal itu berlaku bagi seluruh kader dan simpatisan Gerindra. Mereka diminta untuk tak membalas sentilan baik dari Butet atau siapapun.

"Jadi, apapun yang mereka sampaikan menjelek-jelekkan, menghina ,menghujat, memfitnah dan lain-lain Pak Prabowo dan kami semua jajaran kader simpatisan relawan akan membalas itu semua dengan kebaikan," kata Riza di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, Minggu (25/6).

Di sisi lain, Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi menilai pernyataan Butet tak lebih dari seorang buzzer bayaran.

Gus Choi menyampaikan demikian dalam merespons pernyataan Butet yang menyinggung ada orang yang tengah dipantau KPK, tapi mengaku tengah dijegal.

"Butet itu seniman enggak usah ditanggapi, mungkin juga buzzerRp, sehingga ucapannya bau alkohol politik," kata Gus Choi ketika dikonfirmasi, Senin (26/6).

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar