Masih Ada Bullying `Anak Bodoh`, Disdikbudpora Semarang Berkelit

Senin, 05/06/2023 15:40 WIB
Stop Bullying (Pixabay)

Stop Bullying (Pixabay)

Semarang, Jawa Tengah, law-justice.co - Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo menegaskan tidak ada perilaku bullying atau perundungan yang diterima Muhammad Firmansyah selama belajar di sekolah dasar (SD) negeri.

Menurut Sukaton, Firman sekolah di SD Pakis selama satu tahun.

"Selama sekolah tersebut, dia kesulitan menangkap materi pelajaran. Saat dilakukan tes, ternyata IQ siswa tersebut di bawah rata-rata," ungkap Sukaton, pada Senin (5/6/2023).

Karena IQ di bawah rata-rata, saat kenaikan kelas, orangtua Firman diberi tawaran, tetap di sekolah negeri atau pindah ke sekolah.

"Ini disampaikan demi keberlanjutan pendidikan siswa, dan orangtua memilih ke SLB mengingat kondisi anak," ujar Sukaton.

"Tidak ada pembulian itu, kalau siswa kelas 1 SD kemungkinan hanya saling ejek antar anak-anak. Kalau tahapnya sudah berlebihan, tentu guru mengingatkan," ungkapnya.

Menurut Sukaton, setelah di SLB, Firmansyah menunjukkan perkembangan yang baik.

"Dia dari kelas 2 sampai saat ini kelas 5, berarti bisa belajar dengan baik. Dukungan dari semua pihak harus terus diberikan demi pendidikan anak," ujar dia.

Sukaton menegaskan bahwa sekolah di Kabupaten Semarang menerapkan sistem inklusi.

Sehingga semua siswa yang memiliki `kekurangan` tetap bisa bersekolah dan mendapatkan pendidikan sebagai hak warga negara.

"Jadi tidak ada pembedaan, semua bisa bersekolah. Setelah jam pelajaran utama, siswa inklusi mendapat materi pembelajaran tersendiri," papar dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa Muhammad Firmansyah viral di media sosial.

Dalam unggahan video tersebut disampaikan dia mendapat perundungan hingga pindah sekolah dari SD negeri ke SLB karena tidak bisa baca tulis.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar