Serangan Ekstremis Hindu di India pada Keluarga Muslim Picu Keguguran

Sabtu, 27/05/2023 20:05 WIB
ilustrasi ekstremis India (Istimewa)

ilustrasi ekstremis India (Istimewa)

[INTRO]
Sebuah video viral yang muncul di media sosial menampilkan keluarga muslim yang dipukuli oleh sekelompok pria, yang diduga berasal dari kelompok sayap kanan Hindu. Kelompok tersebut terdengar menyanyikan ‘Jai Shri Ram’, seruan yang kerap dipakai umat ekstrimis Hindu. Dalam bentrokan itu seorang pria beserta ibunya dan saudara perempuannya yang sedang hamil menjadi korban dari serangan massa tersebut.

Insiden tersebut terjadi pada 7 Mei 2023 di distrik Medak, Telangana, India dan baru-baru ini menjadi sorotan dan memicu kemarahan setelah tuduhan keguguran oleh saudara perempuannya yang sedang hamil.

Menurut laporan The News Minute, Jumat (26/5/2023), konfrontasi tersebut dimulai sebagai pertengkaran antara Imran Ahmed, pemilik warung biryani, dan Lingam, yang sedang mengirimkan tabung LPG kepadanya. Perselisihan tersebut meningkat, dan Imran dikabarkan memukul Lingam dengan sepatunya.

Lingam, yang merupakan bagian dari kelompok pengikut ‘Hanuman mala’ berpakaian saffron, memobilisasi anggota lainnya untuk berkumpul di kedai Imran. Saat situasi semakin memanas, massa mengepung Imran, saudara perempuannya yang sedang hamil, Ayesha Anjum, dan ibunya, menyerang mereka secara fisik sambil menyanyikan slogan ekstrimis Hindu.

Video-video serangan tersebut beredar luas, menimbulkan kecaman besar-besaran dan seruan akan keadilan. Gambar-gambar yang mengganggu memperlihatkan massa memaksa melepaskan baju Imran dan mencoba melucutinya, sementara keluarganya berusaha melindunginya dari para penyerang.

Serangan tersebut baru berhenti ketika polisi setempat turun tangan dan memulihkan ketertiban. Namun, laporan menunjukkan bahwa Ayesha diduga mengalami keguguran setelah insiden tersebut, yang memicu kemarahan lebih lanjut dan tuntutan atas pertanggungjawaban.

Meskipun polisi segera mendaftarkan Laporan Informasi Pertama (FIR) terhadap Imran dan sepuluh anggota massa Hindu tersebut, belum ada laporan resmi mengenai keguguran Ayesha. Otoritas menyatakan bahwa mereka telah menghubungi keluarga tersebut, yang tidak membahas isu tersebut dalam interaksi berikutnya.

Namun, seorang legislator lokal dari All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM) mengklaim bahwa Ayesha melahirkan prematur pada 14 Mei, dan bayi yang baru lahir tragis meninggal tiga hari kemudian.

Meskipun bukti yang disajikan dalam video tersebut, tindakan polisi terbatas. Imran ditahan selama satu hari sebelum dibebaskan dengan jaminan, sementara anggota massa yang teridentifikasi diberikan pemberitahuan untuk dipanggil polisi.

(Givary Apriman Z\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar