Elon Musk Buka Pabrik Tesla di Malaysia, Rocky: Indonesia Gigit Jari!

Jum'at, 10/03/2023 12:43 WIB
Jokowi saat bertemu Elon Musk (Dok.Setpres)

Jokowi saat bertemu Elon Musk (Dok.Setpres)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Perusahaan Tesla dikabarkan telah mendapat persetujuan untuk mendirikan kantor pusat Malaysia.

Pengamat Politik, Rocky Gerung menganggap bahwa hal itu bagaikan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Rocky Gerung menganalisis penyebab Elon Musk akhirnya memutuskan berinvestasi dengan membuka kantor serta pabrik di Kuala Lumpur, Malaysia.

Tak hanya kantor pusat, Tesla juga dikabarkan akan mendirikan jaringan supercharge, pusat Tesla Experience dan pusat layanan di Malaysia.

Mengutip Straigt Times, 3 Maret 2023, dalam dua tahun petama, perusahaan Elon Musk itu akan pengujian pasar dan pengembangan jaringan pengisian daya EV sebelum mengambil keputusan tentang pusat pilihan manufaktur di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut Rocky Gerung, Tesla yang memilih berinvestasi di Kuala Lumpur, Malaysia sebagai penghinaan terhadap Presiden Indonesia. Mengingat, Presiden Jokowi yang telah datang mengunjungi pabrik Tesla beberapa waktu lalu.

“Ini Bayangkan, Jokowi sudah jadi agen Tesla di Indonesia, tesla bukanya di Kuala Lumpur, ” kata Rocky Gerung dalam podcast akun Youtube Rocky Gerung Official, beberapa waktu lalu.

“Sebenarnya kita dihina, presiden kita datang mengemis-ngemis di markas dia. Markas Elon Musk didatangi presiden Jokowi, oke saya pakai kaos oblong dan saya akan ke kuala lumpur untuk buka showroom di situ dan manufaktr di situ dan seluruh service area masih di situ,” kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung beranggapan bahwa keputusan Elon Musk tersebut adalah hasil intelejen yang mengintip situasi politik ekonomi di Indonesia.

“Bagi Elon Musk ini sebetulnya semacam singkiran, udahlan kalian saya tahulah, ketidak pastian hukum, ketidak stabilan politik di tempat kalian, kesulitan ekonomi nggak mungkin kita berkantor di situ”.

Rocky Gerung menganalisis, bahwa keputusan Elon Musk buka kantor dan manufaktur Tesla di Kuala Lumpur , disebabkan banyak faktor seperti ketidaksabtilan ekonomi, ketidapastian hukum dan beberapa isu yang di Indonesia, salah satunya kabar penundaan pemilu Indonesia yang belakangan tersiar.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar