Indonesia Ikuti Latma Cobra Gold

Minggu, 05/03/2023 17:33 WIB
Pembukaan Latihan Bersama Gabungan Cobra Gold 2023 yang dibuka secara resmi oleh CDF RTARF General Chalemphorn Srisawasdi, dihadiri oleh Commander USINDOPACOM dan para Duta Besar negara-negara yang terlibat.

Pembukaan Latihan Bersama Gabungan Cobra Gold 2023 yang dibuka secara resmi oleh CDF RTARF General Chalemphorn Srisawasdi, dihadiri oleh Commander USINDOPACOM dan para Duta Besar negara-negara yang terlibat.

Jakarta, law-justice.co - Indonesia bersama Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang turut menjadi peserta latihan bersama Thailand dan Amerika Serikat (AS) Cobra Gold. Latihan militer mencakup latihan di udara, darat, dan laut, serta kursus bertahan hidup di hutan.

Latihan militer Cobra Gold sudah memasuki tahun ke-42 yang akan digelar selama beberapa hari. Washington berusaha memperkuat aliansi militer di wilayah Asia untuk menghadapi Cina. Thailand dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan bersama (latma) Cobra Gold yang melibatkan 7.394 peserta dari 30 negara. Tahun ini menjadi latihan perdana dengan skala penuh setelah tiga tahun tersendat akibat pandemi, yang memperkuat aliansi keamanan Amerika Serikat dengan negara-negara di Asia.

Lebih dari 3.800 tentara AS dan 3.000 personel Thailand akan berpartisipasi. Singapura, Jepang, Indonesia, Korea Selatan, dan Malaysia juga menjadi peserta utama dalam latihan sejak 28 Februari hingga 10 Maret 2023 di berbagai wilayah di Thailand. Sementara 23 negara lain menjadi peserta latihan pendamping atau sebatas pengamat.

“Cobra Gold memperkuat kemampuan kami untuk merencanakan dan melakukan gabungan operasi perdamaian dan keamanan di semua domain. Melalui Cobra Gold, kami menunjukkan tekad bersama mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka sehingga semua negara dapat menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” ujar Laksamana John Aquilino, komandan US Pacom saat upacara pembukaan di pangkalan angkatan laut Rayong, Thailand melansir ABC, Rabu (1/3/2023).

Latihan Cobra Gold berawal dari latma Thailand dan AS sejak 1982. Kemudian, latma ini berkembang menjadi skala multinasional mencakup latihan pos komando, latihan amfibi, lintas udara, menembak, serta latihan bencana dan kemanusiaan. Tahun ini menjadi yang pertama kali melibatkan pelatihan tentang kemungkinan bencana antariksa untuk mendorong pemahaman tentang dampak fenomena seperti badai matahari pada operasi militer, sistem komunikasi, dan satelit.

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar