Negosiasi Pilot Susi Air Diminta Tak Kaitkan dengan Kemerdekaan

Kamis, 16/02/2023 12:40 WIB
Pilot Susi Air disandera kelompok KKB di Papua. (Arsip Istimewa)

Pilot Susi Air disandera kelompok KKB di Papua. (Arsip Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Captain Philip Mehrtens, pilot pesawat Susi Air, masih disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, Egianus Kogoya. Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, dari informasi yang ia dapat, Polri akannegosiasi dengan KKB untuk membebaskan Philip.

Namun, Hasanuddin mengingatkan agar negosiasi tak membahas terkait kedaulatan bangsa. Sebab, KKB menyebut ingin melakukan negosiasi dengan membahas kemerdekaan.

"Sekarang tim dari Polda saya dapat informasi, akan mencoba melakukan negosiasi. Sementara menurut pengumuman yang mengatasnamakan juru bicara negara Papua Merdeka itu mengatakan kami akan menegosiasikannya dengan kemerdekaan. Dan sikap kami NKRI harga mati," kata Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, dikutip Kamis (16/2/2023)

"Jadi tidak bisa menegosiasikan wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia untuk kepentingan segelintir orang," imbuhnya.

Hasanuddin menuturkan, kemungkinan komisi I DPR akan mengadakan rapat dengan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit setelah ada upaya pembebasan Philip.

"Mungkin (rapat) setelah nanti, baru nanti, setelah ada upaya upaya dalam upaya pembebasan mungkin nanti kita akan berbicara," kata dia.

Politikus PDIP mengingatkan dalam rapat kerja dengan Panglima TNI beberapa waktu lalu, komisi I dan Yudo sepakat untuk melakukan tindakan terarah di wilayah Papua.

"Tetapi satu hal dalam kesimpulan rapat komisi I dengan Panglima TNI dan jajaran kemarin perlu, perlu yang namanya landasan hukum lebih kuat lagi untuk TNI melakukan tindakan tindakan yang secara terarah dan terukur, begitu," ucapnya.

Lebih lanjut, ia berpandangan saat ini koordinasi TNI/Polri sudah cukup baik dalam mengatasi situasi di Papua.

"Saya kira berjalan bagus, baik faktor intelijen maupun faktor gerakan patroli dan lain sebagainya," tutup Hasanuddin.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar