Gunung Padang

Bukti Peradaban Tertua di Cianjur

Sabtu, 14/01/2023 16:35 WIB
Kawasan inti situ purbakala Gunung Padang, Jawa Barat. Tampak sejumlah pengunjung tengah mengamati susunan batu kolumnar.

Kawasan inti situ purbakala Gunung Padang, Jawa Barat. Tampak sejumlah pengunjung tengah mengamati susunan batu kolumnar.

Cianjur, law-justice.co - Jawa Barat, law-justice.co - Nama Gunung Padang kembali menjadi perbincangan. Dipicu oleh serial baru Netflix berjudul Ancient Apocalypse. Sisi misterius dari struktur kuno yang sebagian terkubur ini diungkap dalam serial yang dipandu oleh penulis asal Inggris Graham Hancock.

Dalam serial tersebut Graham Hancock sang jurnalis berkeliling dunia demi memburu bukti keberadaan berbagai peradaban misterius yang telah hilang dari Zaman Es silam. Nah, Gunung Padang mendapat kehormatan diulas di seri perdana.

Graham Hancockmerupkan salah satu penulis internasional yang  menyatakan Gunung Padang merupakan kunci dan saksi dari peradaban yang hilang. Dia secara resmi menceritakan perjalanannya ke Indonesia yang dipublikasi 16 Januari 2014 pada website pribadi miliknya. Dia mengunjungi situs ini pada bulan Desember 2013.

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Kawasan Gunung Padang kini tengah dikembangkan sebagai salah satu destinasi unggulan di Jawa Barat. Kawasan ini berhasil masuk ke 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Hal ini ditetapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno saat berkunjung langsung ke Situs Gunung Padang, Kamis 22 September 2022.

Menurut Abah Dadi, salah seorang sesepuh Kawasan Gunung Padang, dia sudah menetap di kawasan ini sekira akhir 1970an saat mulai ditemukan sejumlah artefak purbakala di kawasan tersebut. Menurutnya, saat itu ada semacam panggilan hati yang membawanya ke kawasan ini. Berdasarkan tutur tinular, kawasan tersebut dikenal wingit dan kerap ada kejadian misterius.

“Paling sering mah, malam-malam tertentu suka ada suara gending,” ujar Abah Dadi yang membuka warung singgah tepat di depan situs. Bisa jadi, tambahnya, suara gending itu merupakan bunyi batu gending yang diterpa angin dan batang pohon.

Jika merujuk sejarah penemuan Gunung Padang di situs Universitas Indonesia, Gunung Padang sebenarnya sudah diketahui keberadaannya pada 1914. Arkeolog N. J. Krom menemukan situs ini dan melaporkan dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst. Pada saat itu, N. J. Krom tidak menyebutkan nama situs yang ditemukan sebagai Gunung Padang. N. J. Krom hanya menyebutkan bahwa dirinya menemukan situs baru yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Melati.

Sejak itu Gunung Padang menjadi tempat penelitian, hingga ditemukan peninggalan purbakala tahun 1979. Penemuan peninggalan purbakala dilaporkan oleh seorang warga dan sejak tahun 1979 penelitian digelar oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Badan tersebut sempat melakukan eksavasi (penggalian) pada teras 4 dan 5 Gunung Padang.

Gunung Padang  tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Terdapat lima teras pada situs ini yang memiliki ukuran berbeda-beda dan batuannya berasal dari andesit dengan panjang sekitar satu meter dan berbentuk tiang-tiang. Masing-masing teras pada Gunung Padang memiliki fungsi. Salah satunya adalah teras pertama yang tercatat sebagai bagian terluas. Teras pertama tersusun atas batu dengan jumlah batuan paling banyak, tetapi jumlahnya semakin sedikit menuju ke arah atas.

Gunung Padang juga diklaim sebagai struktur piramida tertua di dunia. Pada Rabu (12/12/2018), pakar Indonesia membahas situs tersebut dalam acara tahunan American Geophysican Union (AGU). Dalam pembahasannya, ahli menduga struktur piramida itu menyimpan sisa kuil kuno yang tersembunyi selama ribuan tahun di bawah tanah.

Klaim tersebut didasarkan pada Gunung Padang berbeda dari bukit biasa setelah peneliti melakukan penelitian selama bertahun-tahun. Pasalnya, situs ini memiliki serangkaian struktur kuno yang usia fondasinya sekitar 10 ribu tahun lalu bahkan bisa berusia lebih tua. Peneliti juga menerangkan, lapisan pertama dari Gunung padang usianya sekitar 3.500 tahun berdasarkan penanggalan radikokarbon. Sedangkan, lapisan kedua dari situs ini usianya sekitar 8.000 tahun dan lapisan ketika berusia sekitar 9.500-28.000 tahun.

 

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar