Hasil Analisa Ahli Psikologi Forensik Kematian Keluarga Kalideres (3)

Jum'at, 09/12/2022 19:20 WIB
Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (kolase dari berbagai sumber).

Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (kolase dari berbagai sumber).

law-justice.co - Polda Metro Jaya menyebut kasus tewasnya empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, merupakan kematian yang wajar tetapi dalam kondisi tidak wajar.

Sebab saat salah satu anggota keluarga meninggal pertama kali, anggota keluarga lainnya tidak memakamkan secara wajar karena dipengaruhi kondisi keuangan, sosiologi dan pribadi setiap anggota keluarga lainnya.

Hingga akhirnya anggota keluarga lainnya menyusul meninggal dunia dengan penyebab sakit yang berbeda-beda ditambah situasi psikologis yang mempengaruhi mereka.

"Hasil penyelidikan kami yang sangat detail dengan scientific crime investigation menyimpulam kematian satu keluarga ini adalah kematian wajar dalam kondisi tidak wajar," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, saat konferensi pers, Jumat (9/12/2022).

Hengki menuturkan bahwa pengungkapan kasus tersebut memakan waktu lama karena dibutuhkan kehati-hatian, analisis cermat, hingga akurat dari bukti yang ada.

"Butuh waktu lama, butuh kehati-hatian analisis cermat akurat dari bukti tersedia, analisis data langsung, setiap tahap harus verifikasi ketat. Contoh kasus ini cukup rumit dan butuh ekstraordinary, otopsi tidak hanya sekali," kata dia.

Baca juga: Ini Urutan Kematian Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Disimpulkan Bukan Bunuh Diri atau Dibunuh

"Ada 4 jenazah, ada 4 KTP untuk memastikan jenazah sesuai KTP. Ada kendala kulit ari sudah rusak. Ada barang bukti elektronik melibatkan digital forensik. Libatkan ahli agama Islam, Kristen dan lain-lain, dipadukan sosiolog," sambungnya.

Dari hasil penyelidikan, pihaknya menemukan titik terang mulai keidentikkan psikologi forensik dan sosiologi agama.

Hengki mengatakan bahwa para korban tidak memakai cara biasa untuk menyembuhkan penyakitnya.


"Ada BPJS 2 tahun nggak digunakan, ada saksi saat Budyanto jual mobil uang buat berobat ke Rumah Sakit Tarakan, setelah diteliti nggak ada pasien atas nama salah satu atau empat orang itu," kata dia.

"Di digital forensik ada kesesuaian juga, hasil penyelidikan harapannya kalau pidana ada suspect. Ternyata tertepis, salah satunya pada saat almarhum Budyanto berniat menggadaikan rumah, Mei nyonya Renny sudah jadi mayat," sambungnya.

Karenanya Hengki memastikan tidak ditemukan adanya peristiwa pidana dalam kematian 4 anggota keluarga di Kalideres ini.

Juga dipastikan satu keluarga yang tewas itu bukan korban pembunuhan ataupun bunuh diri.

"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha Gunawa karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata dokter forensik Asri M Pralebda.

Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar