Klentingan Jadi Bukti Keluarga Kalideres Jalani Ritual Sebelum Tewas

Rabu, 07/12/2022 19:20 WIB
Kombes Pol Hengki Haryadi (Net)

Kombes Pol Hengki Haryadi (Net)

Jakarta, law-justice.co - Sampai saat ini, Polda Metro Jaya masih terus mengusut kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jawa Barat.


Pihak kepolisian mengumumkan adanya beberapa adanya penemuan berupa mantra, buku agama dan kemenyan di dalam TKP.

Tak sampai di itu, sebuah buli-buli atau klentingan mungil turut menjadi barang bukti yang diduga sebagai alat untuk melaksanakan ritual tertentu yang dilakukan satu keluarga di Kalideres, Jawa Barat.

Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.

Keempat jasad itu yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Kematian keempatnya menjadi misterius karena tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka.

Tak juga ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam korban.

Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut. Diduga, mereka tidak makan dalam waktu cukup lama sebelum tewas.

Barang bukti tersebut adalah buku-buku lintas agama, mantra dan kemenyan.

Selain itu penyidik juga menemukan sebuah kain yang bertuliskan mantra.

Petugas belum dapat menjelaskan makna dari tulisan yang ada di kain dan akan menyelidikinya.

"Ada beberapa (mantra) di kain. Diduga mantra," terangnya pada Rabu (30/11/2022).

Kepercayaan yang dianut oleh keluarga ini disebut-sebut dapat menjadikan kondisi tubuh menjadi lebih baik.

Menurutnya keempat anggota keluarga melakukan ritual untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," terangnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara diduga, salah satu anggota keluarga yaitu Budyanto sebagai orang yang paling aktif mengikuti ritual aliran tertentu.

Budyanto mengenalkan dan mengajak ketiga anggota keluarga lain untuk mengikuti ritual dan meyakini suatu aliran.

Hal ini terungkap dari temuan Tim Asosiasi Psikologi yang meminta keterangan beberapa saksi dan mencocokkan dengan sebuah ritual.

"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan yang mengarah kepada almarhum Budianto."

"Bahwa yang bersangkutan (Budyanto Gunawan) memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," jelasnya.

Namun terkait jenis kepercayaan yang dianut, Hengki belum dapat menjawabnya.

Polisi temukan penyebab kematian


Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan tim gabungan telah menemukan penyebab tewasnya satu keluarga di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Penyebab kematian ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh tim gabungan ahli kedokteran forensik hingga laboratorium forensik.

"Hasil analisa dan evaluasi hari ini antara tim penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik dan laboratorium forensik sudah di temukan sebab-sebab kematian, didukung oleh fakta-fakta yang scientific," ujarnya dikutip dari Wartakotalive.com.

Fakta-fakta tentang kematian ini didapatkan tim psikologi forensik dari keterangan para saksi dan temuan barang bukti yang saling berhubungan.

"Artinya metode penyelidikan induktif yakni dari olah TKP, bukti-bukti materiil yang ada di TKP serta penyelidikan deduktif yakni berupa keterangan saksi-saksi serta petunjuk di luar TKP saling mendukung dan memperoleh keindetikan satu sama lain sehingga menjadi suatu kesimpulan," terangnya.

Namun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres baru akan diumumkan pada Jumat (9/12/2022).

Kasus dihentikan jika tidak ada unsur pidana

Menurutnya apabila dalam penyebab kematian tidak ditemukan unsur pindana, maka kasus ini akan ditutup.

"Yang jelas, kalau emang enggak ditemukan unsur pidana ya kita hentikan," tambahnya.

Dalam olah TKP, polisi juga tidak menemukan adanya bukti orang lain masuk ke rumah keluarga Kalideres.

"Sangat kecil kemungkinan adanya tindak pidana di luar daripada kegiatan dilakukan empat orang ini di dalam rumah," ungkapnya.

Kondisi TKP ketika diperiksa terkunci dari dalam dan dari pemeriksaan Labfor tidak ada jejek orang lain selain para korban.

"Kami tekankan sekali lagi dari hasil pemeriksaan olah TKP tidak ditemukan adanya jejak-jejak adanya pihak luar masuk ke dalam TKP baik itu dari jejak-jejak pemeriksaan dari Labfor. Kunci-kunci yang ternyata memang dikunci dari dalam dan tidak ada pihak luar yang masuk," ucapnya.

Ia mengungkap tugas kepolisian hanya menentukan ada atau tidak adanya unsur pidana dalam kasus kematian ini.

"Tugas kami dari kepolisian ya hanya menentukan apakah ini ada pidananya atau tidak, artinya dilihat dari sebab-sebab kematian dan juga dari olah TKP apakah ada pihak luar yang masuk ke dalam TKP," pungkasnya.

Polisi Langsung Tutup Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres jika Tak Ada Unsur Pidana

Polda Metro Jaya bakal langsung menutup kasus kematian misterius satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, apabila dipastikan tidak ditemukan unsur pidana.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, tugas penyidikan kepolisian adalah untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pidana dalam kematian sekeluarga itu.

"Tugas kami dari kepolisian ya hanya menentukan apakah ini ada pidananya atau tidak," ujar Hengki kepada wartawan, Selasa (6/12/2022).

"Artinya dilihat dari sebab-sebab kematian, dan juga dari olah TKP apakah ada pihak luar yang masuk ke dalam TKP," sambungnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara penyidik bersama tim ahli laboratorium forensik, tidak ditemukan adanya aktivitas pihak luar di dalam rumah.

Selain itu, lanjut Hengki, penyidik juga menemukan fakta bahwa semua akses masuk menuju rumah dikunci dari dalam oleh para anggota keluarga.

"Kemarin sudah kami jelaskan bahwa hasil penelitian dari labfor secara induktif, dari jejak-jejak tidak ditemukan, termasuk penelitian terhadap kunci-kunci yang dikunci dari dalam," kata Hengki.

Atas dasar itu, Hengki menegaskan bahwa kecil kemungkinan ada pihak lain yang terlibat dalam penyebab kematian empat orang satu keluarga tersebut.

Namun, kesimpulan akhirnya mengenai motif dan penyebab kematian, serta ada atau tidak adanya unsur pidana baru dapat disampaikan pada Jumat (6/12/2022).

Saat ini, Hengki menyebut bahwa penyidik bersama tim ahli sedang menyusun laporan akhir hasil penyelidikan kasus kematian satu keluarga tersebut.

"Yang jelas kami kalau emang enggak ditemukan unsur pidana ya kami hentikan. Kan gitu," pungkas dia.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar