Anies Nyatakan Siap Jadi Capres 2024, Disambut Politisi PDIP Marah

Jum'at, 16/09/2022 16:00 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak. (Berita55.com).

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak. (Berita55.com).

Jakarta, law-justice.co - Ajang pemilihan presiden (Pilpres) baru bakal digelar pada tahun 2024 mendatang.

Sejumlah tokoh sudah disebut bakal maju pada ajang Pilpres 2024 tersebut.

Salah satu nama yang disebut bakal maju pada Pilpres 2024 ini ialah Anies Baswedan.

Seperti yang terbaru, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya menyatakan kesiapannya mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden tahun 2024.

"Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika ada partai mencalonkan saya," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Singapura, Kamis (15/9/2022).

Masa jabatan Anies akan berakhir bulan depan.

Meskipun belum ada partai politik yang akan mengusungnya pada Pilpres 2024 namun sejumlah lembaga survei menempatkannya sebagai tokoh dengan elektabilitas teratas yang akan bertarung dalam pemilihan presiden 2024.

Anies menambahkan dengan posisinya yang tidak menjadi anggota partai politik memungkinkan dia memiliki ruang untuk berkomunikasi dengan semua faksi.

"Survei yang tidak diminta ini terjadi bahkan sebelum saya berkampanye. Saya pikir mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas," kata mantan Menteri Pendidikan dan eks Rektor Universitas Paramadina ini.

Analis mengatakan Anies kemungkinan akan menjadi yang terdepan mengingat popularitasnya di Jakarta, posisi yang sering dianggap sebagai batu loncatan menuju kursi kepresidenan.

Presiden Joko Widodo adalah Gubernur DKI selama dua tahun sebelum menang pemilihan presiden pada tahun 2014.

Meski demikian, Reuters melaporkan Anies juga dikritik karena dia naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta pada tahun 2017 dibantu oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap lawannya dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama, seorang Kristen etnis Tionghoa, yang kemudian dipenjara karena menghina Islam.

Pada saat itu, Anies, yang menganut Islam moderat, terlihat tidak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar.

Namun, Anies mengatakan kebijakannya sebagai gubernur telah "mempersatukan rakyat Jakarta".

"Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak," katanya.


Analisis Pengamat

Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga menyatakan kemungkinan Anies Baswedan akan diusung sebagai capres oleh sejumlah partai politik akan semakin besar.

Terlebih, kata dia, Anies Baswedan telah secara terbuka menyatakan siap maju sebagaicapres bila ada partai politik yang mengusungnya pada Pilpres 2024.

Kendati demikian hingga kini belum ada partai politik yang secara resmi menyatakan bakal mengusung Anies.

Meski sudah ada beberapa partai yang mulai melirik orang nomor satu di pemerintahan provinsi DKI Jakarta itu.

"Setidaknya Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS yang sebelumnya sudah kerap menyebut Anies akan mendapat kepastian untuk mengusungnya," kata Jamiluddin dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (16/9/2022).

Dia memperkirakan kemungkinkan parpol akan mengusung Anies Baswedan akan dilakukan setelah yang bersangkutan lengser sebagai Gubernur DKI Jakarta Oktober 2022 mendatang.

"Karena itu, Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS tampaknya tak lama lagi akan mendeklarasikan berkoalisi untuk mengusung Anies," ucap dia.

"Kemungkinan deklarasi itu akan dilakukan tak lama setelah Anies purnabakti Gubernur DKI Jakarta," lanjutnya.

 

Reaksi PDIP

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak punya etika.

Hal ini dikemukakan Gilbert menanggapi pernyataan Gubernur Anies yang mengaku siap jadi Capres 2024.

Padahal, masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta baru berakhir pada 16 Oktober mendatang.

"Saya melihat jawaban menjadi capres kurang pas atau etis, sebab saat ini (Anies) masih menjabat (sebagai Gubernur DKI Jakarta)," ucapnya saat dikonfirmasi Tribun Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Ia pun menyinggung tingkah kurang etis Gubernur Anies Baswedan yang kerap mangkir dalam setiap rapat paripurna bersama DPRD DKI.

"Tapi memang bung Anies kurang memahami etika begitu, contohnya ralat dengan DPRD saja hampir selalu absen," ujarnya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar