Sosok Ulama asal Indonesia yang Pernah Jadi Imam di Masjidil Haram (3)

Kamis, 25/08/2022 21:33 WIB
Ibadah Haji di Mekkah. (Tribunnews)

Ibadah Haji di Mekkah. (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Sosok ulama besar asal Indonesia selanjutnya yang juga sempat menjadi imam di Masjidil Haram, Arab Saudi ialah Syekh Junaid Al-Batawi.

3. Syekh Junaid Al-Batawi

Syekh Junaid Al-Batawi merupakan ulama Indonesia yang sempat bermukim di Mekkah selama 60 tahun.

Dalam buku "Ulama-Ulama Nusantara yang Mempengaruhi Dunia", Syekh Junaid disebut lahir di Pekojan atau Jakarta.

Dia pertama kali mempelajari Islam dari kedua orang tuanya, kemudian menempuh pendidikan dari ulama di sekitar Betawi.

Ketika berusia 40-an tahun, Syekh Junaid membawa istri dan anak-anaknya ke Mekkah dan menetap di sana.

Ketika bermukim inilah Syekh Junaid kemudian diangkat menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram.

Dia juga mendapatkan gelar syaikhul masyaikh.

Sebelumnya, sosok seorang Imam Masjidil Haram akhir-akhir ini menjadi perhatian publik lantaran baru-baru ini, Pengadilan Banding Arab Saudi menjatuhkan vonis kepada mantan imam dan penceramah terkemuka di Masjidil Haram di Mekkah, Sheikh Saleh Al-Talib 10 tahun penjara.

Keputusan pengadilan disampaikan oleh sebuah organisasi hak asasi manusia beberapa waktu lalu.

Seperti melansir cnnindonesia.com, Rabu (24/8/2022), sebuah organisasi HAM, Prisoners of Conscience menyatakan bahwa Pengadilan Banding telah membatalkan keputusan Pengadilan Kriminal Khusus yang membebaskan Sheikh Al-Talib dari dakwaan yang dijeratkan padanya.

Al-Talib yang berusia 48 itu ditangkap pada Agustus 2018, tetapi tidak ada penjelasan resmi yang dikeluarkan soal penangkapannya.

Dia adalah seorang imam di Masjidil Haram, Mekkah saat itu.

Pada saat itu, kelompok advokasi media sosial Prisoners of Conscience, yang memantau dan mendokumentasikan penangkapan para penceramah dan ulama Saudi, mengatakan bahwa Al-Talib ditangkap setelah dia menyampaikan khotbah tentang kewajiban dalam Islam untuk berbicara menentang kejahatan di depan umum.

Sementara itu, media lokal Saudi lainnya melaporkan bahwa Al-Thalib, juga kerap mengkritik aturan pemerintah yang semakin moderat, seperti pembauran pria dan perempuan yang bukan muhrim di acara konser dan acara-acara lainnya.

Seperti diketahui, otoritas Arab Saudi telah menangkap puluhan penceramah sejak musim panas tahun 2017.

Beberapa di antaranya ditangkap karena ulama-ulama tersebut secara terbuka menyerukan pemerintah Saudi berdamai dengan negara tetangga, Qatar ketika keduanya bertikai.

Para ulama yang ditangkap itu tetap dipenjara meski kini ketegangan antara Qatar-Saudi sudah mereda.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar