Antara Delta dan Omicron, Mana yang Lebih Besar Ciptakan Long Covid?

Kamis, 23/06/2022 12:29 WIB
Potensi varian Delta dan Omicron timbulkan long Covid-19 (detik)

Potensi varian Delta dan Omicron timbulkan long Covid-19 (detik)

Jakarta, law-justice.co - Selama pandemi Covid-19, sejumlah varian muncul, seperti varian Delta dan Omicron. Namun, kedua varian ini memiliki gejala yang berbeda. Keduanya juga berpotensi menyebabkan long Covid. Varian mana yang berpeluang besar ciptakan long Covid?

Untuk diketahui, Omicron dianggap punya gejala yang lebih ringan dibanding varian delta. Namun ternyata, varian ini tetap berpotensi menimbulkan long covid. Berdasarkan data yang dilaporkan dari hampir 100 ribu orang di Inggris, menunjukkan bahwa covid yang disebabkan oleh varian delta bakal 2,4 kali lebih mungkin menyebabkan long covid.

Penelitian ini dipublikasikan di The Lancet. Studi ini mengklaim sebagai studi skala besar pertama yang meneiti risiko pengembangan long covid dari infeksi omicron. Data tersebut berasal dari aplikasi studi gejala Covid yang dijalankan oleh para peneliti King`s College London dan memungkinkan orang untuk melaporkan gejala dan hasil tes.

Secara keseluruhan, para peneliti memperoleh data dari 56.003 orang yang dites positif Covid-19 selama gelombang Omicron dan 41.361 yang dites positif selama gelombang Delta.

Partisipan dianggap mengidap long covid lama jika mereka melaporkan gejala seperti kelelahan, kabut otak (brain fog), atau masalah jantung lebih dari empat minggu setelah dimulainya Covid-19 akut.

"Peringatannya adalah bahwa varian omicron telah menyebar sangat cepat melalui populasi kita, dan oleh karena itu jumlah orang yang jauh lebih besar telah terpengaruh.

Jadi jumlah absolut keseluruhan orang yang akan terus menderita Covid lama, sayangnya, akan meningkat," Claire Steves,rekan penulis dan peneliti King`s College London dikutip dari The Scientist.

Sementara pengurangan kasus kemungkinan Covid-19 yang lama selalu merupakan kabar baik, Akiko Iwasaki, seorang ahli imunobiologi Sekolah Kedokteran Yale yang tidak terlibat dalam penelitian, mengungkapkan kepada NPR bahwa 5 persen kasus yang mengakibatkan Covid-19 panjang masih "menakutkan."

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar