AS Kaget, Korut Buat Lintasan Rudal Baru Usai Biden Berkunjung ke Asia

Sabtu, 28/05/2022 14:20 WIB
Ilustrasi Rudal Korut (Liputan6)

Ilustrasi Rudal Korut (Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa dalam pengujiannya misil terbarunya, Korea Utara (Korut) telah menggunakan lintasan yang tak pernah terlihat sebelumnya.


Dalam sebuah laporan CNN International, tiga orang sumber intelijen menyebutkan bahwa temuan ini terlihat pada satu dari tiga rudal yang diluncurkan. Rudal itu memiliki jalur penerbangan yang digambarkan sebagai `busur ganda`.


"Lintasan itu mungkin menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk menguji kemampuan Korut menembakan rudal dan memasukkannya kembali ke atmosfer bumi untuk mencapai target," menurut dua pejabat dikutip Sabtu, (28/5/2022).

"Fase kedua dari kemungkinan busur ganda rudal itu mungkin merupakan kendaraan masuk kembali yang terputus dari rudal utama. Belum sepenuhnya jelas bagi kami apakah itu semua bagian dari jalur penerbangan yang direncanakan," kata seorang pejabat lainnya.

Korut sebelumnya menembakan ketiga rudal itu pada Rabu. Dalam laporan Korea Selatan (Korsel), rudal yang ditembakkan pertama kali adalah Rudal Balistik Antar-Benua (ICBM) dengan jangkauan penerbangan sekitar 360 km dan ketinggian sekitar 540 km. Rudal itu diluncurkan pada pukul 6 pagi

Sekitar pukul 6:37 pagi, Pyongyang menembakkan rudal balistik kedua. Rudal itu menghilang dari pelacakan Korsel pada ketinggian 20 kilometer. Kemudian, rudal ketiga, yang diduga sebagai rudal balistik jarak pendek (SRBM), terbang sekitar 760 km dan memiliki ketinggian 60 km.

Sementara itu, rudal itu sendiri ditembakan tatkala Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakhiri kunjungannya ke wilayah Asia. Terakhir Biden berada di Jepang untuk menghadiri KTT aliansi Quad yang berisikan AS, India, Australia, dan Jepang.

Selain di Jepang, Biden juga sebelumnya sempat menyambangi Korsel. Ia bertemu dengan Presiden Yoon dan berkunjung ke beberapa pabrik perusahaan Negeri Ginseng itu

Korsel sendiri saat ini diketahui sedang menyiapkan diri dari potensi serangan Korut. Presiden Yoon yang baru terpilih bahkan membuka kesempatan bagi senjata nuklir AS dimasukan ke wilayahnya untuk menahan agresi Pyongyang jika benar-benar terjadi.

"Dalam kasus serangan, AS akan memberikan bantuan termasuk pertahanan rudal dan payung nuklirnya," ujar Yoon.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar