Ekonomi 7 Persen Sebenarnya Gampang, Jadi Sulit Karena Sibuk 3 Periode
Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (Sorot)
Jakarta, law-justice.co - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen pada triwulan I (Q1)/2022 mengecewakan karena angka tersebut sebenarnya bisa diraih lebih tinggi.
Kata dia, pertumbuhan ekonomi dalam negeri seharusnya bisa dicapai lebih tinggi bahkan bisa mencapai 7 persen.
"Kalau saja kebijakan fiskal dilakukan secara benar, pertumbuhan 7 persen seharusnya tidak sulit dicapai," kata Anthony dikutip dari akun Twitternya, Senin (16/5).
Angka pertumbuhan 7 persen dinilai realistis jika para pejabat di pemerintahan benar-benar bekerja serius.
Namun yang terjadi saat ini, para pembantu presiden di kabinet dan bawahannya justru sibuk mengurusi hal lain.
Salah satunya soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang jelas-jelas menabrak konstitusi.
"Karena negara tidak diurus, para pejabat sibuk dengan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, pertumbuhan 7 persen melayang," tandasnya.
Kalau saja kebijakan fiskal dilakukan secara benar, pertumbuhan 7% seharusnya tidak sulit dicapai.
Tetapi karena negara tidak diurus, para pejabat sibuk dengan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, pertumbuhan 7% melayang. https://t.co/Y4XdiLfMaD — Anthony Budiawan (@AnthonyBudiawan) May 15, 2022
Komentar