Pidato Gelar Profesor di Korsel, Mega Cerita Cucunya Fans Berat BTS

Rabu, 11/05/2022 15:54 WIB
Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Profesor Honoris Causa di Korea Selatan/Repro

Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Profesor Honoris Causa di Korea Selatan/Repro

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga merupakan Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI), Megawati Soekarnoputri mengaku menyukai budaya K-Pop dan juga drama Korea lantaran cucu-cucunya menjadi fans berat dari BTS.

Hal itu disampaikan Megawati saat berpidato di acara penobatan gelar profesor dari Seoul Institute of The Arts, Korea Selatan, Rabu (11/4).

Sebelumnya, Megawati mengatakan kebudayaan Korea telah membentuk bangsa Korea sebagai bangsa yang kuat bangsa pelopor namun juga bangsa yang kreatif dan mandiri.

"Kreatifitas kebudayaan Korea dalam abad moderen ini, terlihat dari tampilan K-Pop dan drama Korea dan yang saya masih ingat Gangnam Style tiba-tiba mendadak menjadi populer dan termasuk di Indonesia,” kata Megawati.

Kemudian, Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa dirinya mengikuti perkembangan K-Pop dan juga menonton drama Korea.

"Mengenai K-Pop saya mempunyai pengalaman sendiri, saya seorang nenek dengan cucu-cucu dan cucu-cucu saya itu sangat menggemari BTS,” ucapnya.

"Saya bertanya, kenapa kok suka BTS? Katanya tampilannya luar biasa, dan saya sebagai seorang nenek juga tidak mau ketinggalan jadi saya harus mengikuti yang namanya K-Pop, drama Korea dengan BTS-nya, supaya saya bisa berdialog denhan cucu-cucu saya,” tutupnya.

Disisi lain, Mega mendorong perdamaian di Semenanjung Korea. Mega mengatakan kunci perdamaian di Korea dapat dilakukan dengan dialog dan diplomasi kebudayaan.

"Sekali lagi saya pribadi ikut serta terpanggil untuk memikul tanggung jawab tersebut. Kuncinya persoalan di Semenanjung Korea harus diselesaikan melalui jalan dialog, jalan kebudayaan, kepercayaan dan penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan," kata Mega usai menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of The Arts di Korsel yang disiarkan di YouTube PDIP, Rabu (11/5/2022).

Mega berharap dengan optimisme dan rasa saling percaya akan menjadi jalan perdamaian di Korea.

"Hal itu saya yakini, saya yakin juga menjadi dambaan seluruh bangsa Korea, rakyat Korea yang sebenarnya adalah satu bangsa, satu jiwa, dan satu karakter," kata Mega sembari tertegun.

Mega lalu bercerita tentang pesan Bung Karno salah satunya, yaitu mensejahterakan rakyat. Menurut Mega, jika kesejahteraan telah terpenuhi, maka perdamaian akan terwujud.

"Ketika saya bertanya apa yang paling penting bagi manusia. Ayah saya mengatakan perut kenyang. Kenapa perut kenyang? Saya kejar, beliau mengatakan bahwa coba kamu kalau kelaparan apakah kamu dapat berpikir? Saya bilang iya betul. Oleh sebab itu lah maka di dalam falsafah pancasila kami, kami harus mensejahterahkan rakyat, sehingga bagaimana yang namanya idaman rakyat Korea untuk bisa membuat Korea sebagai bangsa Korea itu menjadi satu kembali," katanya.

Mega meyakini dengan identitas jati diri dan karakter kebudayaan yang sama antara Korea Selatan dan Korea Utara dapat menjadi kunci perdamaian.

Selain itu, prinsip Kedaulatan politik juga sangat penting di dalam dialog untuk perdamaian dan tanpa intervensi negara asing.

"Saya banyak bertemu dari para pemimpin negara, betul-betul merupakan tokoh-tokoh dunia yang kuat. Bertemu ketika di konferensi Asia Afrika dan semuanya negara-negara tersebut mendambakan kemerdekaan dan perdamaian abadi, perdamaian dunia yang abadi. Dengan identitas jati diri dan karakter kebudayaan yang sama antara Korsel dan Korut saya meyakini spirit kebudayaan ini lah yang akan menjadi kunci perdamaian dengan apa yang selalu disebut reunifikasi Korea," katanya.

Mega menekankan, berdaulat di bidang politik tersebut membawa makna bahwa perdamaian abadi hanya bisa dilakukan oleh bangsa Korea sendiri. Artinya tanpa intervensi dari negara lain.

"One big family, tanpa adanya intervensi dari negara lain. Sebab satu keluarga, satu indentitas keluarga. Prinsip tidak adanya campur tangan negara lain terhadap persoalan domestik suatu bangsa menjadi salah satu poin penting dari dasasila Bandung, merupakan spirit dari konferensi Asia Afrika yang terjadi di Indonesia tahun 1955," katanya.

Selain itu, Megawati menilai dengan identitas kebudayaan bangsa Korea yang terdapat dalam satu kesatuan geografis, harapan membangun dialog kebudayaan sebagai jalan meretas perdamaian menjadi sangat penting.

"Dengan landasan kebudayaan tersebut dan perekonomian yang telah mencapai suatu menuju tingkatannya adalah berdikari. Artinya berdiri di atas kaki sendiri, maka selama prinsip-prinsip berdaulat dijalankan, prinsip dasasila Bandung yang menghormati penyelesaiaan sebagai persoalan secara damai tanpa adanya intervensi asing, serta dengan memperbesar itikad baik, saya meyakini bahwa jalan menuju perdamaian di Korea yang begitu penting bagi perdamaian dunia suatu saat dapat diwujudkan," ungkapnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar