Pecat Terawan, Perekat Nusantara Soroti Pembelaan IDI ke dr Sunardi

Senin, 28/03/2022 23:01 WIB
Perekat Nusantara soroti pembelaan IDI ke dokter Sunardi yang ditembak Densus 88 di tengah pemecatan dokter Terawan Agus Putranto dari keangggotaan IDI (hops)

Perekat Nusantara soroti pembelaan IDI ke dokter Sunardi yang ditembak Densus 88 di tengah pemecatan dokter Terawan Agus Putranto dari keangggotaan IDI (hops)

Jakarta, law-justice.co - Pergerakan Advokat Nusantara (Pereka Nusantara) mengaku sangat menyesalkan pemecatan dokter Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) oleh Majelis Kode Etik. Pemecatan terebut dinilai tidak didasarkan pada alasan dan pertimbangan yang obyektif tetapi semata-mata didasarkan pada pertimbangan subyektif di luar alasan sebagaimana diatur dalam kode etik IDI.

"Memang dalam rekomendasi Muktamar IDI dikemukakan sejumlah alasan, akan tetapi jika dilihat dari rekam jejak dan prestasi dr. Terawan dan ketentuan Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia, maka dr. Terawan seharusnya diberikan penghargaan dalam forum Muktamar IDI di Aceh, bukan pemecatan," kata Koordinator Perekat Nusantara Petrus Selestinus melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/3/2022).

Menurut dia, alasan yang dijadikan landasan pemecatan terhadap keanggotaan dr. Terawan oleh Majelis Kode Etik IDI sangat tidak berdasar. Karena hal itu sangat bertentangan  dengan sejumlah prestasi cemerlang yang didapat dr. Terawan selama ini. Dan hal itu pun diakui masyarakat seperti disampaikan melalui testimoni atas pelayanan Terawan.

Menurut dia, pemecatan dr. Terawan dari keanggotaan IDI yang diumumkan dalam sebuah forum Muktamar IDI di Aceh, diduga sudah didesain secara matang untuk aksi publisitas dan guna mendapatkan legitimasi, namun yang terjadi justru sebaliknya dr. Terawan malah mendapat dukungan publik yang semakin luas dan IDI diprotes banyak pihak karena pemecatan dr. Terawan.

"IDI seakan-akan kehilangan akal sehat dan nalar bahkan emosional ketika mengeluarkan rekomemdasi pemecatan dr. Terawan dari keanggotaan IDI. Padahal forum Muktamar IDI seharusnya berbicara tentang kemajuan kedokteran Indonesia pasca Covid-19, bukan sebaliknya membunuh kreatifitas dan inovasi dr. Terawan dkk. dalam melahirkan metode penyembuhan pasien dengan sistim DSA hingga Vaksin Nusantara,` jelasnya.

"Sikap IDI jelas memperlihatkan ada anasir-anasir intoleran dan radikal dalam pemecatan atas diri dr. Terawan. Para Netizen menduga jangan-jangan sebagian elit IDI sudah terpapar radikalisme dan intoleran sebagaimana IDI Jawa Tengah mencoba membalikan fakta tentang dr. Sunardi, terduga teroris yang ditembak Densus 88 sebagai dokter yang berjiwa sosial kemanusian dan bukan terduga teroris," lanjut dia.

Indikator dugaan IDI terpapar radiklisme terjadi pada kasus dokter Sunardi. Saat itu, IDI membela dokter Sunardi dan menyalahkan Densus 88. Petrus pun menyarankan eks Menteri Kesehatan itu untuk membentuk IDI baru yang berwawasab nusantara.

"Pembentukan IDI baru, bukan tandingan melainkan sebagai upaya secara progresif membenahi kedokteran Indonesia dari praktik-praktik tidak terpuji yang selama ini disorot publik dan gagal dilakukan pembenahan oleh IDI sendiri," jelasnya.

"Di samping itu IDI baru nanti sebagai wadah untuk melahirkan dokter-dokter Indonesia yang berwawasan Nusantara demi menjaga NKRI dan kemurnian serta kemuliaan profesi dokter sesuai dengan visi dan misi IDI yang akhir-akhir sering disalahgunakan oleh elite IDI untuk tujuan lain di luar tujuan dan sumpah jabatan dokter," tutup Petrus.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar