Serang Ukraina saat Dirinya Tak Jadi Presiden AS, Trump Sindir Putin

Senin, 14/03/2022 22:31 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sindir Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Istimewa)

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sindir Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyerang Ukraina disindir oleh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menilai Rusia tak berani karena serangan itu terjadi saat dirinya sudah tak lagi menjadi Presiden AS.

"Jangan salah, Rusia tidak akan berani mencaplok satu inci wilayah pun jika saya berada di Gedung Putih," kata Donald trump dalam rapat umum di California Selatan, dikutip dari The Washington Examiner, Minggu (13/3/2022).

"Bahkan, mereka tidak pernah melakukannya ketika saya ada di sana. Banyak orang bertanya: kenapa mereka tidak pernah melakukannya ketika Trump menjadi presiden?," ujar dia.

Donald Trump mengklaim, ia menjadi satu-satunya Presiden AS abad ke-21 yang mengawasi Rusia tidak menginvasi negara mana pun.

"Mereka (Rusia) tahu. Di bawah pemerintahan kami, kami memiliki perdamaian melalui kekuatan. Itulah yang terjadi. Negara kami aman dan dunia tenang karena Amerika kuat dan mereka menghormati kepemimpinan Anda," ujarnya.

Mantan presiden berusia 75 tahun itu juga menggembar-gemborkan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Jika Anda berpikir Putin akan berhenti, itu akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk. Dia tidak akan menerimanya, dan kita (AS) tidak memiliki siapa pun untuk berbicara dengannya. Anda memiliki seseorang untuk berbicara dengan saya," katanya.

Donald Trump mengatakan AS harus menjelaskan kepada Vladimir Putin bahwa Rusia hanya memiliki dua pilihan yakni perundingan perdamaian atau menghadapi konsekuensi permanen dari AS.

Trump telah menghadapi kritik keras dari sejumlah negara Eropa karena menyebut tindakan Putin `cerdas` dan `jenius` dalam operasi di Ukraina.

Meski demikian, Trump akhirnya mengecam tindakan Rusia di Ukraina yang bisa menyebabkan terjadinya Perang Dunia 3.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar