Yogi Adityanath, Biksu Anti-Muslim yang Berpotensi Jadi PM India

Rabu, 09/02/2022 08:38 WIB
Seorang biksu anti-Muslim sekaligus politikus India, Yogi Adityanath, dianggap berpeluang menjadi perdana menteri menggantikan posisi Narendra Modi. (AFP/Money Sharma)

Seorang biksu anti-Muslim sekaligus politikus India, Yogi Adityanath, dianggap berpeluang menjadi perdana menteri menggantikan posisi Narendra Modi. (AFP/Money Sharma)

Jakarta, law-justice.co - Politisi yang juga seorang biksu anti-Muslim, Yogi Adityanath, dianggap berpeluang menjadi perdana menteri menggantikan posisi Narendra Modi di masa mendatang.

Seperti melansir cnnindonesia.com, peluang Adityanath terbuka setelah ia berhasil mengamankan posisi Partai Bharatiya Janata (BJP) untuk masuk bursa pemilu di negara bagian yang ia pimpin, Uttar Pradesh, Kamis pekan lalu.

Politikus BJP memandang Adityanath sebagai calon penerus Modi. Dalam pemilu nanti, Adityanath dianggap dapat mempertahankan popularitasnya, membuat peluangnya menggantikan Modi kian kuat.

"Terlalu dini mengatakan peran dia (Adityanath) di masa depan. Namun, jelas dia di posisi kuat setelah Modi. Mungkin memang agak terlalu dini, tapi tentu saja dia adalah pesaing untuk posisi perdana menteri," kata salah satu anggota BJP,

Selama ini, Adityanath dikenal sebagai sosok yang kerap melontarkan komentar-komentar anti-Muslim. Namun, gaya politiknya dianggap selaras dengan BJP, partai yang dituding memanfaatkan intoleransi agama demi kepentingan politik.

Dia juga dianggap dapat menjadi pelengkap Modi untuk mendorong agenda Hindu di partai itu, sementara pergerakan sang perdana menteri terbatas mengingat ia merupakan pemimpin negara.

Berdasarkan jajak pendapat di India, BJP akan mengantongi suara 43 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding partai sosialis India, Samajwadi.

Nama Adityanath sendiri sangat populer. Ia dikenal kerap memicu kontroversi sejak ia terpilih menjadi Kepala Menteri negara bagian Uttar Pradesh pada 2017 lalu.

Saat menjabat, ia mengeluarkan sejumlah kebijakan intoleran, di antaranya pembatasan tempat penyembelihan kurban dan pengeras suara azan. Langkah ini memicu ketakutan warga Muslim.

Di kampanye, ia juga sering menggaungkan pernyataan berbau kebencian dan anti-Muslim. Namun, pemerintah tak keberatan dengan tindakan Adityanath. Mereka membiarkan tanpa mencoba meredam.

Para pengamat menganggap retorika Adityanath ini membuatnya populer di tengah kaum nasionalis Hindu. Popularitasnya pun kian tinggi menjelang pemilu.

"Dia berani secara terbuka menyampaikan gagasan politik dan ideologi Hindu-nya. Dia telah memproyeksikan diri sebagai pemimpin Hindu, dan itu membuat dia mengantongi banyak suara," kata jurnalis dan komentator politik, Sunita Aron.

Aron kemudian melanjutkan, "Saat dia menghujat umat Muslim, dia menjadi sorotan dan perhatian publik."

Menjelang pemilihan umum kepala menteri pekan ini, Adiyantah yakin akan mengamankan suara di Uttar Pradesh dengan perbandingan 80-20.

Sebagaimana dilansir AFP, 80 persen warga yang memilih dia kemungkinan besar berasal dari kalangan umat Hindu. Sementara itu, 20 persen populasi yang kebanyakan merupakan Muslim tak akan memberikan suara untuknya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar