`Galak` Giring ke Anies Mendadak Hilang usai Dapat `Surat Sakti`

Minggu, 06/02/2022 12:05 WIB
Plt Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha (Instagram)

Plt Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha (Instagram)

Jakarta, law-justice.co - Banyak kalangan mengetahui kalau Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha cukup galak ke Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait kebijakan publik yang selalu dikritik.

Namun, tiba-tiba `kegalakan` Giring Ganesha langsung hilang setelah menerima surat sakti seorang pria yang tak disebutkan identitasnya meminta PSI dan Giring menghentikan merecoki Anies.

Surat sakti dan terbuka tersebut, bahkan diunggah melalui akun twitter pribadi @Giring_Ganesha yang mengunggah video tersebut.

Dalam video tersebut seorang pria meminta kepada PSI tidak lagi mengganggu Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Surat terbuka untuk PSI, terutama untuk ketua umumnya Giring," tegas pria dalam video yang membacakan surat sakti kepada Giring.

"Kalian berhenti untuk mengganggu Pak Anies, berhenti untuk ngerecokin Pak Anies, Pak Anies itu hebat. Contohnya.. ah.. sudah pokoknya jangan ganggu lagi," sambungnya.

Mendapat surat sakti dari seorang pria tersebut, Giring langsung memberikan jawaban terkait surat tersebut.

Jawaban Ketum PSI, diunggah melalui akun twitter pribadinya dengan tegas Giring menyatakan `Siap` tidak akan mengganggu Anies.

“Siap!! Bro & Sis PSI jangan ganggu Bapak Gubernur lagi ya...,” bunyi cuitan, dikutip dari akun Twitter @Giring_Ganesha Sabtu 5 Februari 2022.

Sebelumnya kritikasn Giring terhadap Anies yang menjadi perhatian publik dan mendapat banyak kritikan, dinilai juru bicara DPP PSI, Nanang Priyo Utomo menegaskan Giring tidak ada masalah menyampaikan pandangan dan kritiknya kepada Anies Baswedan.

“Bro Giring menyampaikan fakta-fakta kepada publik terkait kebohongan Gubernur Anies terhadap rakyatnya. Ini sangat jelas bukan penyebaran kebencian, melainkan pengungkapan kebenaran. Juga merupakan pendidikan politik kepada rakyat agar benar-benar cermat dalam memilih pemimpin,” kata Nanang dalam rilisnya dikutip Jumat 24 September 2021.

Pernyataan Giring juga memperjelas langkah Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta yang mengusullkan hak interpelasi terkait Formula E.

“Antara interpelasi dengan pernyataan Bro Giring saling berkaitan dan selaras. Pernyataan Bro Giring justru menggarisbawahi dan mendukung langkah kawan-kawan di DPRD yang mengajukan interpelasi,” kata Nanag yang merupakan kader Nahdlatul Ulama ini.

Nanang menegaskan, pernyataan Giring ditopang data yang kuat. Misalnya terkait dana Rp 1 triliun sebagai commitment fee yang diambil dari APBD selama 5 tahun untuk ajang Formula E.

Indonesia jangan jatuh ke tangan pembohon Anies Baswedan.

Dalam video yang viral tersebut, Giring menyatakan Anies selalu menampakkan diri peduli dengan penderitaan rakyat di masa pandemi. Padahal sesungguhnya hanya pura-pura peduli.

“Pura-pura peduli adalah kebohongan Gubernur Anies di tengah pandemi dan penderitaan rakyat. Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan presiden 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan,” kata Giring.

Giring mengingatkan, APBD DKI Jakarta dibelanjakan Anies demi kepentingan ego pribadi untuk maju sebagai calon presiden RI 2024. Dia mengabaikan suara rakyat yang meminta pembatalan Formula E itu.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Siap!! Bro &amp; Sis PSI jangan ganggu Bapak Gubernur lagi ya... <a href="https://t.co/569TrgMOQv">pic.twitter.com/569TrgMOQv</a></p>&mdash; Giring Ganesha (@Giring_Ganesha) <a href="https://twitter.com/Giring_Ganesha/status/1489136350448484354?ref_src=twsrc%5Etfw">February 3, 2022</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar