Kapal Selam Nuklir Australia Akan Konflik,China Minta Tolong Indonesia

Kamis, 06/01/2022 05:03 WIB
Akan muncul satu negara baru yang akan segera memiliki kasel, kapal selam, bertenaga nuklir, yaitu Australia.Foto Seide.id

Akan muncul satu negara baru yang akan segera memiliki kasel, kapal selam, bertenaga nuklir, yaitu Australia.Foto Seide.id

law-justice.co - Pakta AUKUS adalah perjanjian keamanan trilateral antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, yang dilihat sebagai upaya baru meredam pengaruh militer China di kawasan Indo-Pasifik, meski ketiga negara itu tidak menyinggung China dalam pakta mereka. AUKUS adalah dibentuk untuk kepentingan melawan China. Menariknya, Indonesia justru ikut terseret dalam urusan AUKUS dengan China. 

Pasalnya, Indonesia seakan menjadi negosiator antara AUKUS dan China. Indonesia turut buka suara menanggapi rencana Australia yang akan membuat kapal selam nuklir.

Bukan tanpa alasan, rencana koalisi AUKUS membuat kapal selam nuklir untuk melawan China direspon Indonesia lantaran dikhawatirkan akan terjadi perlombaan senjata di kawasan.


Indonesia pun merasa keberatan dan menyuarakan respon atas rencana AUKUS tersebut.

"Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir," tulis Kementerian Luar Negeri Indonesia seperti dikutip dari laman resmi kemlu.go.id.

"Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan," tambahnya.


Keberatan Indonesia ini direspon cepat oleh Australia dimana PM Scott Morisson langsung menghubungi Presiden Jokowi untuk menjelaskan apa maksud negaranya hendak membuat kapal selam nuklir.

Dikutip dari ZonaJakarta.com dalam artikel "China Minta Tolong Indonesia Berbicara ke Australia Karena Takut Kena Gempur Koalisi AUKUS", Morisson menegaskan kapal selam nuklir yakni untuk melawan China bila perang pecah, Indonesia tak perlu khawatir berlebihan.

Menhan Australia Peter Dutton bahkan mengeluarkan pernyataan keras terkait penolakan China atas dibentuknya AUKUS.

Dutton mengatakan Partai Komunis China menyebarkan propaganda atas AUKUS dan kapal selam nuklir Australia.

"Saya pikir propaganda yang kami lihat dari sejumlah juru bicara atau media yang berbicara atas nama Partai Komunis China, terus terang, saya pikir mereka mendukung kami," katanya seperti dikutip dari Sky News, beberapa waktu lalu.

Dirinya mengakui jika pembuatan kapal selam nuklir Australia meningkatkan hawa konflik di kawasan tapi semua itu ditujukan untuk melawan China.

"Saya pikir komentar mereka kontraproduktif dan tidak dewasa dan terus terang memalukan," terang Dutton.

Tahu bahwa semua senjata AUKUS diarahkan kepadanya, China mulai umbar misi diplomatik. 

Menariknya, China meminta tolong ke Indonesia agar bersuara dan berbicara kepada Australia mengenai hal ini.

Permintaan tolong tak biasa ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Senjata, Kementerian Luar Negeri China (MFA), Fu Cong, saat pertemuan lima negara pemilik senjata nuklir yakni Prancis, Rusia, Inggris dan AS.

"Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN harus menyuarakan (kekhawatiran) itu," kata Fu Cong seperti dikutip dari Antara, Rabu 5 Januari 2022.

Fu mendukung keberatan Indonesia atas pembangunan kapal selam nuklir Australia yang hendak digunakan untuk melawan China.


Karena Australia tak masuk dalam kesepakatan tak saling serang antar kelima negara pemilik senjata nuklir, jadi Fu menilai AS menerapkan standar ganda.

"Kesepakatan tersebut menegaskan bahwa nuklir tidak boleh digunakan untuk kompetisi dan peperangan," ujarnya.

Kesepakatan ini dinilai sangat penting dimana para pemilik sejata nuklir tak akan saling menyerang.

Kemudian mereka juga tak boleh menyerang ke negara lain yang tak punya senjata nuklir. 

"Kesepakatan ini akan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan mengurangi risiko kesalahpahaman dan kesalahan kalkulasi," ujarnya.

China mengaku akan terus menjalin komunikasi dengan Prancis, Rusia, Inggris dan AS agar tak ada senjata nuklir yang ditembakkan.

"China akan terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan empat negara lain untuk meningkatkan rasa saling percaya dan bekerja sama membangun perdamaian dan keamanan global," kata Fu. 

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar