Timnas Indonesia Dirugikan Pemerintah Singapura,Ada Apa ?

Minggu, 02/01/2022 01:46 WIB
Mantan Pelatih Timnas Korea Selatan, Shin Tae-Yong (Foto: AFP)

Mantan Pelatih Timnas Korea Selatan, Shin Tae-Yong (Foto: AFP)

law-justice.co -  

 

Ada Kabar kurang sedap lainnya datang dari Timnas Indonesia menjelang pertandingan leg kedua final Piala AFF 2020.  Tetapi timnas tetap berpikiran positip sampai menjelang pertandingan kemarin menghadapi Thailand.

Hal itu karena dianggap merugikan Timnas Indonesia yang mengikuti ajang Piala AFF 2020.  Persatuan sepak bola seluruh Indonesia (PSSI) telah memprotes ke pemerintah Singapura. 

Larangan 4 pemain Timnas untuk bermain


“Pagi ini (Sabtu 1 Januari 2022) baru dikabarkan empat pemain itu tidak bisa dimainkan. Masalah kejadian ini terjadinya tanggal 15 (Desember 2021),” kata Shin dalam konferensi pers pascapertandingan, Minggu (2/1/2022).

PSSI melayangkan protes kepada pemerintah Singapura yang melarang empat pemain skuad "Garuda" bermain pada laga leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand, Sabtu (1/1/2021), karena dianggap melanggar aturan sistem gelembung (bubble).

Dikutip dari keterangan PSSI di Jakarta, Sabtu, para pemain itu yakni Elkan Bagott, Victor Igbonefo, Rizky Ridho dan Rizky Dwi dianggap melanggar protokol kesehatan COVID-19 oleh pemerintah Singapura.

"Kami tidak habis pikir dengan pemerintah Singapura terkait kejadian ini. Kami sudah mendapatkan denda dari AFF karena empat pemain tersebut melanggar aturan `bubble` pada 23 Desember lalu. Kami sudah membayar denda itu. Kenapa sekarang secara mendadak mereka menghukum pemain dengan tidak boleh bertanding?" ujar Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi.

Menurut Yunus, pemberitahuan soal sanksi tersebut baru disampaikan pemerintah Singapura kepada PSSI pada Jumat (31/12) malam melalui Kepala Singapore Sport Institute, Su Chun Wei.

Keempat pemain timnas Indonesia yang disebutkan di atas dinyatakan tidak mematuhi regulasi gelembung (bubble).

Yunus Nusi menganggap keputusan pemerintah Singapura aneh. Menurut dia, kesalahan dilakukan pada 23 Desember, tetapi Elkan dan Rizky Ridho bisa berlaga pada leg pertama final, Rabu (29/12). Tidak ada pula masalah dengan dua pemain lain ketika itu.

Pemberitahuan Larangan tanpa Kop Surat resmi

Selanjutnya, yang dipertanyakan PSSI adalah bentuk pemberitahuan via surat elektronik yang tidak memiliki kop surat dan hanya diketik di badan surel.

"Tidak ada kop surat dan hanya ditulis badan `email`. Lalu, surat dikirim saat malam jelang pergantian tahun baru 2022. Apakah hal ini disengaja atau sesuai aturan. PSSI tentu tidak akan berdiam diri terkait ini," tutur Yunus.

Penginapan di gabung dengan Masyarakat umum

Kemudian, PSSI mengkritik pula soal sistem gelembung di Piala AFF 2020 karena timnas Indonesia ternyata tinggal satu lantai dengan masyarakat umum di Hotel Orchard.

Situasi ini membuat PSSI kecewa dan menganggap Indonesia banyak dirugikan selama Piala AFF 2020 di Singapura.

Selain masalah larangan berlaga untuk empat pemain, ada beberapa persoalan lain yang dianggap PSSI kurang menyenangkan misalnya kewajiban Elkan Baggott untuk karantina lantaran tersangkut kasus COVID-19 dan makanan yang tak sesuai porsi nutrisi ideal.

Makanan yang Tidak Sesuai Gizi
Selain regulasi pertandingan, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong juga mengeluhkan manakan yang disiapkan oleh penyelenggara Piala AFF 2020 di Singapura.

Juru taktik asal Korea Selatan itu mengaku terkejut karena timnya hanya mendapat makanan berupa nasi kotak jelang pertandingan final leg pertama kontra Thailand.

"Timnas Indonesia banyak dirugikan selama gelaran Piala AFF 2020 di Singapura," tutur Yunus.

PSSI sendiri sudah mengajukan banding ke pemerintah Singapura dan berkomunikasi ke AFF terkait Elkan Bagott, Victor Igbonefo, Rizky Ridho dan Rizky Dwi.

Namun mereka tetap tidak masuk dalam daftar susunan pemain pada leg kedua final Piala AFF 2020.

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar