Kembali Lontarkan Sindiran Keras ke Ulama, Ade Armando Bilang Begini

Minggu, 28/11/2021 07:17 WIB
Dosen FISIP UI Ade Armando (Detikcom)

Dosen FISIP UI Ade Armando (Detikcom)

Jakarta, law-justice.co - Dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga Pakar Ilmu Komunikasi, Ade Armando melontarkan beberapa kritikan dan sindiran keras kepada ulama.

Menurutnya, para ulama selama ini membangun image atau citra yang sakral sehingga umat terpaksa begitu saja tunduk patuh kepada mereka.

Hal ini ia sampaikan dalam video berjudul “Kita Tak Boleh Terlalu Percaya Pada Ulama” yang tayang di Cokro TV pada Sabtu, 27 November 2021.

Sesuai judulnya, Ade Armando mengawali video dengan pernyataan bahwa kita memang tak bisa lagi terlalu percaya pada ulama.

“Berbagai peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwa banyak ulama bermasalah,” katanya.

Dia menyinggung soal tiga ulama yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri atas kasus dugaan terorisme.

Dosen Universitas Indonesia ini juga menyinggung pendiri Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab yang diduga terlibat chat mesum.

Tak luput pula, ia menyinggung Bahar bin Smith yang baru saja keluar dari penjara dan langsung meneriakkan sumpah serapah.

“Dan ada banyak contoh lain betapa ulama tak bisa diandalkan. Padahal, selama ini banyak orang percaya bahwa ulama adalah sumber kebenaran,” tandasnya.

Bahkan, lanjut Ade Armando, ada anggapan bahwa yang berhak bicara soal agama hanyalah para ulama.

“Padahal, seperti yang tadi saya katakana, banyak ulama bermasalah. Apakah mereka pantas disebut sumber kebenaran?” katanya.

Ade Armando lantas menegaskan bahwa agama adalah soal pengetahuan, dan ilmu pengetahuan memiliki karakter demokratis.

Maka, ia menekankan bahwa siapa pun boleh berbicara tentang agama, bukan hanya para ulama.

“Tuhan menurunkan ayat-ayatnya untuk dipahami manusia. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa ayat-ayatNya itu diturunkan kepada ulama agar para ulama kemudian bicara pada rakyat biasa,” katanya.

Nantinya, kata Ade Armando, apa yang kita pelajari itu akan dipertanggungjawabkan masing-masing di hari akhir.

Karena itu, menurutnya, tidak ada pilihan lain, kita harus bertanggung jawab atas pilihan hidup sesuai dengan apa yang kita pelajari.

“Kita tidak bisa mengatakan bahwa saya mengambil pilihan ini karena ulama saya memerintahkan untuk mengambil pilihan ini,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa jangan pernah memberikan kebenaran itu kepada ulama sebab bisa saja ada ulama busuk atau pengetahuannya terbatas.

Maka, menurut Ade Armando, kita patut curiga jika ada ulama yang mengatakan bahwa hanya ulama yang boleh bicara agama.

Ia menduga bahwa kemungkinan ulama seperti ini takut jika otoritas mereka tergerus.

Pasalnya, lanjut Ade Armando, selama ini ulama berkuasa karena apa yang mereka katakan dianggap sebagai kebenaran.

“Mereka tidak biasa disanggah, mereka tidak biasa didebat. Mereka membangun image yang sakral sehingga umat terpaksa begitu saja tunduk patuh pada mereka,” tandas Ade Armando.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar