Heboh soal Surat Anies ke Bloomberg, Pemprov DKI Bantah Minta Dana

Selasa, 05/10/2021 11:33 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Istimewa)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Surat yang ditulis oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kepada Founder Bloomberg Philanthropies, Michael R. Bloomberg, beredar di media sosial beberapa waktu belakangan.

Surat tersebut diteken Anies pada 4 Juli 2019. Dalam suratnya, Anies mengucapkan selamat kepada Michael atas pengangkatannya kembali sebagai WHO Global Ambassador for Noncommunicable Diseases and Injuries.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu lalu menyinggung data bahwa Indonesia merupakan negara dengan dengan jumlah perokok peringkat ketiga dunia.

Dalam suratnya, ia mengatakan berkat Bloomberg Philanthropies, Jakarta telah bergabung dalam Kemitraan Kota Sehat dengan 54 kota lainnya pada tahun 2017 dan berkomitmen untuk menginisiasi program pencegahan penyakit tidak menular.

Dengan dukungan dari Bloomberg Philanthropies, Vital Strategies and Smoke-Free Jakarta, Jakarta 100 persen bebas dari papan reklame di luar ruangan soal rokok dan akan berlanjut dengan menghapus iklan tembakau dalam ruangan mulai hari ini.

Anies kemudian mengungkapkan komitmennya untuk kembali menjadi mitra, supaya Jakarta menjadi kota sehat hingga 2020 dan meningkatkan kepatuhan Kawasan Tanpa Rokok dari persentase saat ini sebesar 32 persen menjadi 90 persen yang ditargetkan.

"Kota ini akan melarang iklan dan pajangan tembakau di dalam dan luar ruangan di tempat penjualan. Kini, kami sedang proses finalisasi kerangka aturan dari tujuan di atas," kata Anies dalam suratnya.

Saat dikonfirmasi, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria membenarkan surat tersebut. Namun ia membantah jika surat tersebut dimaksudkan untuk proposal pengajuan dana.

"Ini suratnya memang begini, apa adanya. Enggak ada permintaan dana di sini. Enggak ada," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin (4/10) malam.

Riza menjelaskan lewat surat tersebut, Anies hanya berkomitmen untuk menjadikan Jakarta sebagai kota sehat yang membatasi konsumsi dan penjualan rokok di ruang publik.

Menurutnya, surat tersebut merupakan bentuk kegelisahan Anies terkait angka yang menempatkan Indonesia sebagai negara tertinggi ketiga pengonsumsi rokok.

"Kritik biasa. Sekarang di Jakarta, kita ini kota yang sangat dinamis. Demokratis. Indeks demokrasi kita termasuk yang tertinggi. Jadi kami, menyambut baik berbagai kritik yang konstruktif. Tapi harus fair, terbuka, kalau ada prestasi ya diakui dong," tambah Riza.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar