Megawati Bicara Pemecatan Kader PDIP di Depan Ganjar, Ada Apa?

Kamis, 30/09/2021 22:50 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Ganjar Pranowo (MI)

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Ganjar Pranowo (MI)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidatonya dalam kegiatan yang bertajuk, `Penyampaian Tali Asih Kader Partai Meninggal Dunia Terpapar Covid-19`, Kamis (30/9/202021).

Dalam pidatonya, ia mengingatkan agar kadernya bisa mematuhi aturan partai. Bila melanggar, ia tak segan-segan memecatnya.

Megawati menyebutkan acara tali kasih virtual itu dihadiri para kader PDIP, termasuk dari DPC. Ada dua kader yang disapa Megawati, yakni Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu.

Megawati sempat mengingatkan soal penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada awal sambutannya, yang menurutnya sederhana, tapi masih ada kader yang lalai.

"Kita harus ingat kita harus pakai masker, cuci tangan, membuat jarak, itu sebenarnya, menurut saya, sebuah disiplin yang sederhana saja, tidak disuruh macam-macam, tetapi kita masih lalai," kata Megawati dikutip dari YouTube PDIP.

Megawati meminta kader PDIP membaca AD/ART karena perihal sanksi diatur di dalamnya. AD/ART PDIP mengatur 3 tingkatan sanksi, paling tinggi pemecatan bagi kader yang tidak loyal kepada partai.

"Sanksi itu tolong dilihat, di AD/ART kita ada tiga. Awal mulanya teguran. Tetapi kalau tidak mau mendengarkan ditingkatkan sanksi peringatan. Kalau sudah diberikan peringatan tetap saja tidak mau disiplin partai, akhirnya dinaikkan, yaitu dinonaktifkan dari penugasannya," papar Megawati.

"Yang paling tinggi adalah pemecatan. Itu sudah pasti dilakukan bagi mereka yang tidak loyal kepada partai," imbuhnya.

Namun Megawati mengaku selalu mengingatkan kader yang pelanggarannya kelewatan untuk mundur. Sebab, kalau tidak, pasti dipecat.

"Saya selalu (bicara), baik dalam rapat, pertemuan, kalau tidak cocok ikut PDIP sebaiknya segera saja mundur, menyerahkan KTA-nya, karena kalau tidak sanksi terberat adalah pemecatan," tegas Megawati.

"Jadi lebih baik pikir begitu, mundur lebih baik daripada dipecat," sambung dia.

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar