Menlu Retno Dapatkan Persediaan Vaksin Covid di 2022, Hasil Lobi AS

Sabtu, 18/09/2021 17:00 WIB
RI Lobi AS untuk mendapatkan persediaan vaksin Covid-19 tahun 2022 (Ist)

RI Lobi AS untuk mendapatkan persediaan vaksin Covid-19 tahun 2022 (Ist)

Los Angeles, AS, law-justice.co - Kebutuhan vaksin COVID-19 diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Vaksin ini juga akan menjadi kebutuhan jangka panjang yang harus dipenuhi oleh negara dalam menghadapi pandemi.


Hal ini pula yang disadari Pemerintah Indonesia. Ketersediaan vaksin untuk tahun 2022 pun sudah mulai dikejar.


Berbagai upaya kemudian dilakukan pemerintah. Mulai dari melobi sejumlah negara untuk pemberian hibah dosis vaksin sampai dengan negosiasi transfer teknologi agar ke depannya Indonesia bisa mandiri dalam hal produksi vaksin.

Seperti yang dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam kunjungan terbarunya ke Amerika Serikat. Ia turut menyampaikan sejumlah kesepakatan yang telah diteken Indonesia dengan beberapa institusi terkait produksi vaksin COVID-19 dalam negeri.


Indonesia turut menjalin kerja sama dengan Dynavax, sebuah produsen salah satu zat yang punya peran penting dalam pembuatan bibit vaksin yang disebut adjuvan di Los Angeles, California. "Pertemuan pertama yang saya lakukan adalah dengan Dynavax. Dynavax adalah produsen salah satu adjuvan terbaik di dunia dan adjuvan ini adalah salah satu zat yang berfungsi untuk memperkuat seed vaksin rekombinan," kata Menlu Retno dalam keterangan pers virtual, Sabtu (18/9/2021).


Kerja sama dengan Dynavax ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama Bio Farma dengan Baylor College of Medicine, di Houston, Texas. Keduanya tengah mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan yang kini masih berada di tahap pengembangan bibit vaksin sebelum dapat diproduksi secara massal dan disuntikkan ke manusia tahun depan. "Kerja sama ini sudah memasuki uji praklinis dan akan segera dilanjutkan dengan tahap uji klinis yang diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2022," sambungnya.

Usai mengunjungi Dynavax di Los Angeles, Retno segera bertolak ke Houston untuk menyepakati kerja sama tambahan dengan Baylor terkait pengembangan bibit vaksin untuk segala jenis varian dari virus corona. Diketahui kini virus tersebut terus bermutasi dan dikhawatirkan bisa kebal terhadap jenis vaksin yang sudah ada saat ini. "Di dalam pertemuan tadi dilakukan penandatanganan kerja sama, yang pertama adalah amandemen agreement Biofarma dengan menambahkan kerja sama pengembangan seed vaksin untuk multi-varian COVID-19 termasuk di dalamnya varian Delta," ungkap Retno.


Tak hanya soal vaksin saja, kerja sama antara Indonesia dengan Baylor juga ditambah terkait penanganan pandemi yang masih berlanjut dengan mengirim sejumlah SDM asal Indonesia yang mengembangkan vaksin ini untuk dapat melakukan kerja magang di sana. "Dan kedua adalah MoU mengenai strategic partnership yang tentu memperkuat kerja sama yang strategis beyond COVID-19 termasuk misalnya mencakup internship atau pemagangan tim kita di Baylor ini," ucap Retno.


Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, juga turut menyampaikan hasil pertemuannya bersama Menlu Retno dengan pihak Baylor. Ia menambahkan bahwa dengan adanya kerja sama ini maka diharapkan Indonesia bisa memproduksi vaksin secara mandiri sesuai dengan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.

"Kita berharap dengan perkembangan seed vaksin yang pada saat ini sedang menjalankan proses preclinical trial diharapkan di tahun 2022, sesuai arahan Pak Presiden, Indonesia sudah bisa memiliki vaksin COVID-19 yang diproduksi di dalam negeri, dan ini tentu merupakan satu respons yang sangat strategis bagaimana Indonesia bisa memiliki vaksin yang dimiliki Indonesia sendiri," kata Pahala.

Selain Pahala dan Retno, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga ikut dalam kunjungan ke AS ini.

Sejumlah kerja sama terkait kesehatan di luar COVID-19 juga dilakukan. Misalnya seperti kerja sama dengan Google Health terkait pengembangan data yang lebih baik khususnya dalam pengobatan preventif pada penyakit komorbiditas seperti jantung dan diabetes.


Bentuk kerja sama terkait pendidikan di dunia kedokteran juga dilakukan, salah satunya dengan mengupayakan kesempatan magang bagi para tenaga medis Indonesia di Boston`s Children Hospital yang merupakan RS terbaik di bidang penyakit anak dan MD Anderson Cancer Center di bidang kanker.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar