Buya Syafii Minta Pemerintah Indonesia Tidak Termakan Janji Taliban

Minggu, 05/09/2021 10:09 WIB
Buya Syafii Maarif. (Foto: Warta Kota)

Buya Syafii Maarif. (Foto: Warta Kota)

Jakarta, law-justice.co - Tokoh Nasional yang juga Cendekiawan Muslim, Buya Syafii Maarif mengingatkan keping neraka yang dibawa Taliban ke muka bumi ketika memimpin Afghanistan pada 1996-2001 silam, dengan menerapkan syariat Islam versi Taliban.

Taliban sebelumnya berjanji akan meniadakan konflik, amnesti kepada mereka yang berseberangan atau memuliakan kaum perempuan. Namun, memori atas kekejaman rezim militan ini sepanjang 1996-2001 masih melekat di benaknya.

Seperti, genosida hingga pengekangan peran perempuan yang terjadi di sepanjang ideologi Taliban berkuasa.

"Tahun 1996-2001 itu parah sekali. Parah sekali," terang dia, ditemui di kediamannya, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY, beberapa waktu lalu.

Karenanya, Buya Syafii meminta Pemerintah Indonesia tidak tergesa-gesa menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban yang kini menguasai Afghanistan. Bahkan, ia menyarankan agar Pemerintah Indonesia tidak mudah termakan janji-janji Taliban.

"Bagi saya begini, kita wait and see dulu. Kan katanya mau berubah, tapi kan belum tampak buktinya. Kita tunggu bukti dulu," imbuhnya.

Sebab, ia meyakini mengubah ideologi tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.

"Berkuasa lima tahun itu Taliban membawa keping neraka ke muka bumi. Semestinya yang pakai (nama) Islam, membawa keping surga. Jangan dibalik-balik begitu. Orang yang tidak paham Islam itu menarik (kesimpulan) Islam repot. Islam tidak seperti ini," tegasnya.

Sementara di saat negara-negara kuat seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengambil langkah keras, China dan Rusia justru mempertontonkan kemesraannya terhadap Taliban. Buya Syafii beranggapan kedua negara ini menyimpan maksud lain.

"Kalau Rusia dan China saya rasa itu dalam rangka melecehkan Amerika, lebih banyak ke sana saya lihat. Karena walaupun Uni Soviet hancur, tapi antara Rusia dan Amerika perang dingin diam-diam masih ada, walaupun secara resmi sudah tidak. Tapi itu mereka berlomba-lomba merebut ekonomi dunia," sebut Buya Syafii.

Tak kalah penting, kata Buya, Indonesia harus mewaspadai euforia kemenangan Taliban dan dampaknya pada kegiatan terorisme di Tanah Air.

"Tentunya yang beraliran keras ini gembira toh, kita lihat saja. Indonesia harus waspada. Terorisme itu musuh-musuh kemanusiaan. Walaupun mengatasnamakan agama dan Tuhan, itu jelas pembajakan terhadap agama dan Tuhan. Apa pun mereka, komat-kamit membaca dzikir, seperti itu nggak bisa dipercaya," ucapnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar