Lambda, Varian Baru Virus Corona, Sudah Menyebar ke 29 Negara

Minggu, 27/06/2021 10:31 WIB
Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, muncul lagi satu varian baru virus Corona hasil mutasi virus SARS-COV-2, virus penyebab Covid-19, namanya Lambda.

Seperti melansir id-times.com, Sabtu (26/6/2021), varian baru itu baru pekan lalu diumumkan keberadaannya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus ini masuk daftar Variant of Interest atau VOI WHO, dan ditemukan di Peru.

“Pada 14 Juni 2021, varian yang ditetapkan untuk garis keturunan Pango C.37, clade GR/452Q.V1, NexStrain clade 20D, ditetapkan sebagai VOI global dan diberi label Lambda oleh WHO,” mengutip buletin WHO.

Sebelumnya, WHO telah memasukkan empat varian dalam daftar Variant of Concern (VoC), di mana tiga di antaranya sedang menyebar pula di Indonesia, yakni Varian Alpha yang ditemukan di Inggris, Varian Beta dari Afrika Selatan, dan Varian Delta asal India.

Varian Lambda pertama kali terdeteksi pada Agustus 2020 dan menyumbang sekitar 81% kasus paparan Covid-19 di Peru.

Varian itu saat ini diketahui telah menyebar di 29 negara, terutama di Amerika Selatan yang merupakan tempat asalnya.

Mengutip penjelasan pejabat WHO, varian Lambda dijuluki sebagai ‘varian yang menarik’ karena kehadirannya yang meningkat begitu pesat di Amerika Selatan.

Varian ini juga dilaporkan ditemukan di negara-negara seperti Chili, di mana ia menyumbang 32% dari total kasus Corona di negara itu.

Varian Lambda juga dilaporkan ditemukan di Argentina dan Ekuador, sehingga WHO menduga, mutasi yang ada pada varian Lambda mungkin menunjukkan peningkatan transmisi dan resistensi terhadap antibodi.

Varian Delta Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di India, masuk daftar VoC Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) awal pekan lalu, setelah sebelumnya hanya dimasukkan dalam daftar VoI. Statusnha diubah setelah menilai transmisibilitas varian Delta yang tinggi, di antara faktor-faktor lainnya.

Selain varian Delta (B.1.617.2), beberapa varian lain yang beredar di Amerika Serikat juga telah dimasukkan dalam daftar VoC oleh CDC, di anyatanya varian B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B.1.427 (Epsilon), dan B.1.429 (Epsilon).

Sejauh ini, Varian Delta menyumbang sekitar 9,9% dari total kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar