Membelot ke AS, Mata-mata China Ini Punya Info Covid di Lab Wuhan

Selasa, 22/06/2021 11:40 WIB
Ilustrasi Mata-mata. (Unsplash/Pixabay)

Ilustrasi Mata-mata. (Unsplash/Pixabay)

Jakarta, law-justice.co - Seorang mata-mata China disebut membelot ke Amerika Serikat (AS). Agen intelijen yang membelot itu disebut sebagai sumber informasi AS terkait teori virus corona (Covid-19) penyebab pandemi global bocor dari sebuah laboratorium.

Seperti melansir cnnindonesia.com, mata-mata China membelot ke AS itu, Dong Jingwei (57) disebutkan telah berada di Negara Paman Sam bersama putrinya pada Februari lalu. Ia disebut berhasil tiba di AS setelah mencoba terbang dari Hong Kong.

Namun, kabar mengenai membelotnya sosok yang sebelumnya dikenal sebagai deputi menteri di Beijing itu belum sepenuhnya terkonfirmasi.

Pasalnya, sejauh ini belum ada informasi resmi baik dari AS maupun China. Jika terkonfirmasi, Jingwei akan menjadi pejabat paling tinggi yang membelot di antara China dan AS.

Dong Jingwei, nama yang jarang tampil sebelumnya di pelaporan media massa China. Namun empat hari lalu, 18 Juni 2021, South China Morning Post--media yang berbasis di Hong Kong--mengungkap bahwa badan intelijen China memerintahkan untuk memburu agen-agen asing dan juga di dalam negeri yang berkolusi dengan `pasukan anti-China`.

Jingwei disebutkan terbang secara diam-diam dari Hong Kong bersama putrinya, Dong Yang, ke Amerika Serikat pada 10 Februari silam.

Sejumlah aktivis prodemokrasi China di luar negara itu menyebut Jingwei memiliki `informasi yang relevan dari Institut Virologi Wuhan` yang diyakini terkait merebaknya pandemi global Covid-19.

Mantan staf di Kementerian Luar Negeri China Han Lianchao yang kini menjadi aktivis prodemokrasi di AS mengatakan situasi mengenai pembelotan Jingwei dan informasi yang dimilikinya itu telah menjadi pembicaraan pejabat-pejabat senior dalam pertemuan di Alaska pada bulan lalu.

ANI memberitakan Lianchao yang membelot setelah peristiwa di alun-alun Tianamen pada 1989 silam mengungkap berdasarkan sumbernya yang tak bisa diterangkan bahwa Menlu Cina Wang Yi dan kepala hubungan internasional Partai Komunis China Yang Jiechi telah meminta kepada AS untuk mengembalikan Jingwei. Namun, Menlu AS Anthony Blinken menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

Mantan analis di CIA dan Pentagon, Nicholas Eftimiades mengatakan ke SpyTalk bahwa pembelotan di antara dua negara itu terjadi setiap saat, meskipun rumor yang melingkupinya belum tentu benar.

Laporan dugaan pembelotan Jingwei itu juga datang ketika negara yang tergabung dalam kelompok tujuh (G7) sepakat untuk mencoba mengonfirmasi asal-usul Covid-19, walaupun Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerjunkan ahlinya untuk menyelidiki.

Salah satu dorongan untuk membuka kembali investigasi terkait mula virus corona penyebab pandemi Covid-19 itu juga datang dari Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan-pertemuan internasional, dan pernyataan resminya.

Sementara itu China berulangkali membantah tudingan bahwa virus corona berasal dari laboratorium.

Baru-baru ini Shi Zhengli, ilmuwan sekaligus Kepala Institut Virologi Wuhan, China, membantah dugaan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19berasal dari kebocoran laboratoriumnya.

Zhengli menentang teori bahwa laboratoriumnya bertanggung jawab atas pandemi yang telah menewaskan lebih dari 3,8 juta penduduk dunia tersebut sejak awal 2020 itu.

"Bagaimana saya bisa memberikan bukti untuk sesuatu yang tidak ada buktinya?" kata Zhengli.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar