Awak Pesawat Sriwijaya Air Disebut Tak Sempat Keluarkan `SOS`

Selasa, 12/01/2021 17:23 WIB
Sriwijaya Air (Liputan6)

Sriwijaya Air (Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - Awak pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada akhir pekan dengan 62 orang di dalamnya tidak mengeluarkan peringatan darurat atau masalah teknis sebelum jatuh ke laut, kata seorang penyelidik pada Senin (11/1/2021).

Pihak berwenang sejauh ini belum bisa menjelaskan mengapa pesawat berusia 26 tahun itu hanya empat menit setelah lepas landas. Tapi mereka mengatakan telah menentukan lokasi kotak hitam.

Sebuah rekaman suara dengan petugas kontrol lalu lintas udara memperdengarkan percakapan rutin, dan tidak ada komunikasi saat Sriwijaya Air Boeing 737-500 terjun sekitar 3.000 meter dalam kurang dari satu menit sebelum mencebur ke Laut Jawa, kata penyelidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo.

"Seperti percakapan normal dan tidak ada yang mencurigakan," katanya dilansir dari VOA Indonesia Selasa (12/1/2021).

"Tidak ada percakapan soal keadaan darurat atau semacamnya."

Data awal menunjukkan pesawat itu "kemungkinan besar" masih utuh saat berbenturan dengan air Sabtu (9/1/2021), tambahnya.

"Tapi kami belum tahu pasti apa yang menyebabkan kecelakaan," kata Utomo.

62 penumpang dan awak berada di dalam pesawat tersebut, termasuk 10 anak-anak.

Akan tetapi, Seorang penyidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh ke Laut Jawa dengan 62 penumpang di dalamnya pada akhir pekan, kemungkinan pecah setelah menghantam permukaan laut.

"Kami belum tahu pasti, tapi apabila diperhatikan, serpihan-serpihannya tersebar di sebuah area yang tidak terlalu luas," kata Nurcahyo Utomo kepada Reuters pada Senin (11/1/2021).

"Pesawat itu kemungkinan pecah saat berbenturan dengan air, karena kalau meledak di udara, serpihannya akan tersebar lebih luas," tambahnya.

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta ke Pontianak itu, hilang kontak dengan petugas kontrol lalu lintas udara pada Sabtu (9/1/2021) selepas pukul 14.40 WIB, sekitar empat menit setelah lepas landas. Pesawat jenis Boeing itu jatuh di perairan sekitar Kepulauan Seribu.

Sementara itu, Penjabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller pada Minggu (10/1/2021) menelepon Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis Departemen Pertahanan AS Minggu (10/1/2021), Miller menawarkan bantuan yang mungkin diperlukan dan menyatakan keyakinannya pada pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi itu. Kedua pemimpin itu juga menyampaikan rasa duka cita kepada para keluarga korban.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar