Pemerintah Ngaku Kesulitan Investigasi Kematian Pendeta di Papua

Kamis, 01/10/2020 18:13 WIB
Pemerintah kesulitan investigasi kematian Pendeta Yeremia di Papua (Jubi).

Pemerintah kesulitan investigasi kematian Pendeta Yeremia di Papua (Jubi).

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini pelaku penembakan yang menyebabkan Pendeta Yeremia Zanambani di Papua meniggal dunia belum diketahui. Sebelumnya saling tuding antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan TNI terjadi terkait pelaku penembakan tersebut.

Terkait hal itu, pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD mengaku mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus tersebut. Pasalnya, hingga saat ini pemerintah tidak memiliki akses untuk memeriksa jenazah Pendeta Yeremia Zanambani.

"Seluruh peristiwa itu dituduhkan ke TNI dan Polri seperti yang terakhir Pak Yeremia meninggal, kata mereka itu TNI yang melakukan, kata TNI bukan dan sebagainya. Sementara faktanya sampai sekarang kita tidak pernah punya akses untuk memeriksa jenazah, keluarganya nggak boleh," katanya saat konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).

Mahfud mengatakan KKB menyebarluaskan foto penembakan Pendeta Yeremia dan menghalangi pemerintah untuk melakukan investigasi. Mahfud juga menampik bahwa tuduhan yang diberikan kepada TNI sebagai dalang penembakan.

"Sementara KKB itu menyiarkan foto jenazah tentang terbunuhnya orang ini lalu dikatakan TNI yang melakukan itu tidak benar dan kadangkala kita, disesatkan oleh narasi yang dibuat secara sepihak oleh provokasi. Gambar-gambar ketika Yeremia tersungkur dan sebagainya itu mereka bisa sebarkan. Sementara, kita mau ke situ itu dihalang-halangi oleh keluarganya, oleh kelompok ini," tuturnya.

Mahfud meminta kepada Polri dan TNI untuk mengusut kasus penembakan ini secara cepat. Namun demikian, dia berharap pengusutan ini dilakukan secara damai tanpa kekerasan.

"Kalau kita mau memaksa lalu dikatakan tindakan kekerasan dan itu semua masih dilakukan upaya-upaya secara baik dan secara damai tanpa kekerasan. Polisi dan TNI saya minta selesaikan secara cepat tapi jangan sampai ada korban," jelasnya.

Sebelumnya, TNI mengkalim Pendeta Yeremia Zanambani meninggal dunia usai ditembak oleh anggota KKSB di Hitadipa, Papua. TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan, bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan, bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9/2020).

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar