Astaga! Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Jadi Rp 6.373,9 Triliun

Sabtu, 18/04/2020 10:29 WIB
Utang Luar Negeri Indonesia membengkak (epicentrum)

Utang Luar Negeri Indonesia membengkak (epicentrum)

Jakarta, law-justice.co - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$407,5 miliar atau Rp6.373,9 triliun (kurs Rp15.641 per dolar AS) pada Februari kemarin. Posisi tersebut tumbuh 5,4 persen secara tahunan, atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 7,6 persen.

BI merinci utang tersebut, US$203,3 miliar di antaranya berasal dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral). Sementara itu, US$204,2 miliar berasal dari utang sektor swasta (termasuk BUMN).

Bank sentral dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui websitenya menyatakan penurunan pertumbuhan utang luar negeri tersebut disebabkan oleh perlambatan ULN publik. Mereka mencatat ULN pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Posisi ULN pemerintah pada akhir Februari 2020 sebesar US$200,6 miliar dolar AS atau tumbuh 5,1 persen secara year on year. Utang tersebut lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang masih sebesar 9,5 persen secara year on year.

Penurunan ULN pemerintah tersebut dipengaruhi sentimen global akibat virus corona yang penyebarannya terus meluas. Kondisi tersebut kata BI telah mendorong arus modal keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Untuk ULN swasta, BI menyatakan tumbuh stabil. Pada Februari 2020, ULN swasta tumbuh 5,9 persen. Pertumbuhan tersebut relatif sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan. Pada Februari 2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan tumbuh sebesar 6,9 persen atau melambat dari 7,7 persen dibanding Januari 2020.

Sementara itu, ULN lembaga keuangan tumbuh meningkat dari 0,3 persen pada Januari 2020 menjadi 2,7 persen pada pada Februari 2020. Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), pertambangan & penggalian, dan industri pengolahan.

Pangsa utang sektor tersebut mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta. BI menyatakan secara garis besar, ULN Indonesia tersebut tetap sehat.

Pasalnya, utang dikelola dengan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kesehatan utang juga tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Februari 2020 yang sebesar 35,9 persen.

Posisi tersebut kata BI, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 36,3 persen. Kesehatan utang kata BI juga tercermin dari struktur ULN Indonesia yang didominasi oleh ULN berjangka panjang.

Pangsa utang jangka panjang mencapai 89,2 persen dari total ULN Indonesia.(cnnindonesia)

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar