Delegasi Bangladesh Bertemu Erick Thohir, Bahas Pengadaan Kereta Api

Sabtu, 29/02/2020 18:50 WIB
sejumlah gerbong kereta buatan PT INKA siap diekspor (Suarapalestina)

sejumlah gerbong kereta buatan PT INKA siap diekspor (Suarapalestina)

law-justice.co - Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan delegasi Bangladesh di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Jumat (28/02/2020). Menteri Perkeretaapian Bangladesh Nurul Islam Sujan bersama beberapa pejabat Kementerian Perkeretaapian Bangladesh dan Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Azmar Kabir berencana menawarkan kerja sama bilateral terkait pengadaan 1.050 gerbong kereta api.

Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) Budi Noviantoro, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro, Direktur Utama PT LEN Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin serta Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri Ferdy Piay.

Erick menyampaikan bahwa Indonesia dan Bangladesh memiliki hubungan bilateral yang baik dalam hal politik, ekonomi, maupun perdagangan. Kerja sama di beberapa sektor menjadi bukti bahwa Indonesia menaruh perhatian yang serius terhadap Bangladesh. Nilai kerja sama kedua negara tercatat meningkat dari semula US$1.45 miliar pada 2014 menjadi US$1.97 miliar pada 2018.

“Saya ingin memastikan bahwa hubungan kedua negara terus terjalin dengan baik. Terima kasih telah bekerja sama dengan BUMN kami sejak 2006 untuk menyuplai gerbong kereta atau lokomotif di Bangladesh, kami sangat menantikan dukungan yang bisa diberikan untuk membangun perekonomian di Bangladesh,” ujar Erick, di Gedung Kemen BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (28/02/2020) kemarin.

Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Perkeretaapian Bangladesh Nurul Islam Sujan juga menyampaikan ketertarikannya untuk membahas dan mengeksplorasi kemungkinan kerja sama dalam hal transportasi kereta api untuk kesejahteraan bersama bagi kedua negara.

“Kami juga ingin mengundang Indonesia untuk berinvestasi di sektor infrastruktur di negara kami,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sejak 2005 hingga saat ini, terdapat 5 perjanjian kontrak yang telah disepakati antara Perkeretaapian Bangladesh dengan INKA.

Dari perjanjian kerja sama tersebut, sebanyak 450 gerbong kereta produksi INKA telah beroperasi di Bangladesh. Kerjasama keduanya berlanjut hingga saat ini.

INKA diketahui sedang mengikuti tender 1.050 gerbong dengan nilai mencapai ratusan juta dollar.

“Ini menjadi bagian dari pengembangan industri kereta api kita yang tidak hanya fokus di dalam negeri tetapi juga negara lain, seperti Bangladesh,” ujar Erick.

Erick menambahkan, selain kerja sama dengan INKA, terdapat peluang kerja sama lainnya seperti pembangunan Power Plan dan LNG melalui PT Pertamina (Persero) Tbk, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

“Untuk membangun perekonomian, listrik tentu sangat penting sehingga peluang kerja sama ini menjadi sesuatu yang harus kita diskusikan di masa depan,” lanjutnya.

Menteri Erick juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menawarkan kerja sama dalam hal Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan pekerja di Bangladesh serta pengelolaan Rumah Sakit untuk mengatasi isu kesehatan di negara tersebut. “Saya berharap di masa depan kita dapat mengadakan kerja sama dengan Bangladesh di sektor-sektor lainnya,” pungkasnya.

(Lili Handayani\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar