PDIP Belum Setuju Bobby Gibran Ikut Pilkada 2020, Ini Alasannya

Rabu, 01/01/2020 09:38 WIB
Kolasi Gibran dan Bobby. (tribun)

Kolasi Gibran dan Bobby. (tribun)

Jakarta, law-justice.co - DPP PDI Perjuangan membeberkan alasan kenapa hingga saat ini belum menyatakan secara resmi akan mengusung Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, setidaknya ada tiga skenario yang dibuat PDIP untuk bayangan langkah PDIP di Pilkada tahun mendatang.

Saat ini Gibran yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi mantap memutuskan maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo. Sedangkan Bobby yang menjadi menantu Jokowi mencoba peruntungannya di Pilwalkot Medan.

Namun sampai sekarang, PDIP belum mengumumkan akan menjadi partai pengusung Gibran maupun Bobby.

"Belum ada satupun rekomendasi yang kami keluarkan karena memang kami masih melakukan pengkajian internal," kata Basarah di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2019) seperti melansir suara.com.

Basarah menyebut kalau PDIP masih melakukan proses pengkajian internal terutama dalam melihat calon-calon kepala daerah.

Saat ditanyakan terkait besarnya peluang Bobby dan Gibran dapat diusung oleh PDIP, Basarah mengatakan peluang antara kader internal maupun dari pihak eksternal sama besarnya.

Kajian internal itu nantinya menjadi salah satu cara PDIP mendalami calon-calon yang akan diusungnya.

Basarah menerangkan bahwasanya banyak aspek yang dipertimbangkan oleh PDIP diantara lain soal kepartaian, kepemimpinan, ideologi, serta popularitas dan elektabilitas.

Untuk pergulatan Pilwalkot Solo sendiri ada nama Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang digadang-gadang akan maju di Pilwalkot Solo 2020. Menurut Basarah, mungkin saja apabila Gibran dipasangkan dengan Purnomo.

Namun kembali lagi, Basarah mengingatkan bahwasanya PDIP masih mengkajinya secara mendalam.

Adapun tiga skenario pasangan yang akan diusung oleh PDIP. Skenario yang pertama ialah calon kepala daerah dan wakil kepala daerah itu bisa dari PDIP.

Lalu skenario kedua PDIP bisa mengusung calon kepala daerah dari internal dan dipasangan dengan calon eksternal. Kemudian skenario ketiga ialah kebalikannya.

"Tapi skenario yang paling mungkin adalah yang pertama dan kedua," pungkasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar