Tukang Sol Sepatu, Bertekun dalam Diam

Minggu, 25/03/2018 14:56 WIB
Tukang sol sepatu, bertekun tanpa mengeluh (foto: P. Hasudungan Sirait)

Tukang sol sepatu, bertekun tanpa mengeluh (foto: P. Hasudungan Sirait)

Bogor, law-justice.co - “Sol paku…..sol paku…” begitu ia memangil-manggil sambil menapak. Kalau tak ada yang menghiraukan dirinya,  ia akan terus melangkah. Sebentar saja suara kerasnya sudah sayup-sayup ditelan jarak.

Ia kerap muncul dari gang di bawah yang tembus ke jalan di depan rumah kami. Setelah sekian bulan mengabaikan, kemarin aku memanggilnya. Soalnya 2 dari hanya 3 sepatu yang kupunya sedang bermasalah betul. Boot  hitam tanggal solnya saat akan kulepaskan dari kaki kananku dua hari silam. Hampir saja aku kehilangan muka!

Ternyata jahitan yang tampak mengelilingi di atas sol sepatu bermerek lumayan terkenal itu hiasan belaka. Lem saja yang dipakai pembuatnya. Untunglah aku tidak sedang berdinas di Jakarta di saat naas tersebut. Kalau tidak aku pasti malu; selain itu niscaya kerepotan betul ketika mau pulang ke Bogor.

Alat kerjanya sederhana saja (foto: P. Hasudungan Sirait)

Adapun yang coklat muda,  ia memang sudah ujur dan jauh jelajahnya. Wajar kalau yang sebelah kirinya sobek  sisinya. Aku meminta Mamang [bahasa Sunda, artinya: paman] membereskannya. Ia senang meski menolak untuk bekerja di teras.

Setelah setengah jam lampau  mendadak aku ingin menjepret Mamang yang sedang bekerja. Aku menggunakan kamera hand phone dan SLR. Untuk mencairkan suasana aku mengajak dia bercakap.  Pertanyaanku dijawabnya seadanya saja kendati dirinya rajin melemparkan senyuman.  Kecuali di awal, tak diindahkannya aku yang acap pindah posisi demi angle yang menarik. Ia asyik memainkan kedua tangannya yang kokoh, lentur, dan lincah. Dengan SLR berkali-kali jemarinya kuclose-up.

Orang Tanah Baru, Bogor  [tak jauh dari kediamanku] tersebut larut dalam pekerjaannya. Dalam hening tangannya tak pernah bergeming. Menusuk sepatu dengan obeng buatan sendiri, memasukkan benang dengan pengait,   dan menariknya ia lakukan berulang-ulang. Otot-otot kedua tangannya tampak menyembul. Udara pagi sebenarnya sejuk dan angin silir-silir. Begitupun keringat membulir di jidatnya. Sesekali ia raih dari lehernya handuk putih agak kusam untuk menyekanya.

Di depan pagar, Mamang dari Tanah Baru memermak sepatuku dengan intensitas penuh. Tak kurang dari 2 jam ia menangani  3 pasang sepatu kami (1 punya jagoanku, Che). Saking lamanya waktu berlalu tak sadar aku kalau dia sudah pergi. Istriku, Rin,  yang membereskan pembayarannya. Mamang  ternyata hanya membebani kami biaya Rp. 70.000!  Padahal dia berpeluh-peluh tak kurang dari 2 jam!

Kuperiksa kedua sepatuku yang sudah dibereskan. Sekujur sisinya sudah berjelujur dan berlem sehingga kini jauh lebih kokoh. Pula, rapi-jali. Ah…laksana kendaraan yang baru turun mesin!

Lebih suka di luar daripada di teras (foto: P. Hasudungan Sirait)

Aku sangat suka hasil kerja lelaki yang kalau melintas selalu berseru “sol paku…” itu. Mendadak aku merasa bersalah karena tak sempat berterimakasih ke dia. Pula karena lupa menanya nama dan alamat persisnya [jangan bilang: sekalian kontak Fb, Twitter, WA, dan Instagram-nya ya…].

Kini hormatku pada Mamang sol paku berlipat. Mulutnya hemat kata tapi kedua belah tangannya trampil menusuk, mengait, merangkai, dan merekat. Di balik kebersahajaan dan keluguannya  ternyata tersimpan  kemampuan besar untuk membahagiakan dan memaslahatkan orang seperti aku.

Aku yakin, dia, tidak seperti orang sekolahan yang berlimpah di negeri kita ini, tak memusingkan siapa pun yang akan menjadi DKI-1; yang ia risaukan adalah nafkah untuk menyambung hidup hari ini. Pula dia tidak ikut mempolitisasi apa pun sehingga bangsa Indonesia semakin retak; apalagi mengkomodifikasikannya.

Ia juga, kukira,  tak menyalahkan hujan yang beberapa minggu lalu telah membuat sejumlah kota tergenang. Sebaliknya, mungkin bagi dia air yang laksana tumpah dari langit  adalah berkah sebab membuat sepatu dan selop orang banyak tanggal kalau bukan soak atau  putus.

(P. Hasudungan Sirait\P. Hasudungan Sirait)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar