Murid Petra Surabaya Trauma Buntut Penutupan Jalan Sekolah

Sabtu, 03/08/2024 13:04 WIB
Lokasi sekolah Petra di Jalan Manyar yang sedang berstigang dengan pengurus RW setempat soal iuran keamanan. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Lokasi sekolah Petra di Jalan Manyar yang sedang berstigang dengan pengurus RW setempat soal iuran keamanan. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Jakarta, law-justice.co - Siswa SMP-SMA Petra di Surabaya disebut trauma ke sekolah atau mengikuti pembelajaran dengan penuh rasa takut imbas penutupan jalan yang dilakukan warga beberapa waktu terakhir.

Kabag Legal Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Petra (PPPKP) Christin Novianty mengungkapkan hal itu dan menyayangkan warga menutup akses jalan ke sekolah yang mengganggu proses belajar anak di sekolah.

Kami ini kan di dunia pendidikan juga yang istilahnya sangat disayangkan. Seharusnya kan anak-anak sekolah dengan tenang kok jadi ada kasus-kasus yang seperti ini," kata Christin di Surabaya, Jumat (2/8).

"Mereka jadi ada rasa ketakutan, masuk sekolah itu ditutup jalannya, itu yang sebenarnya membuat ada trauma di siswa-siswa kami," ucapnya.

Ia kemudian menceritakan para murid juga dirugikan karena harus berjalan lebih jauh saat warga pertama kali menutup akses jalan ke sekolah. Hal itu membuat banyak murid terlambat masuk sekolah.

"Siswa diturunkan di jalan, jadi jalannya jauh, berapa kilometer saya kurang tahu, dan itu kan makin menimbulkan kemacetan, karena menurunkan aja butuh effort yang lebih," jelasnya dilansir dari CNN Indonesia.

"Jalannya lagi mereka masuknya juga agak terlambat sekolah, akhirnya pada saat penutupan pertama kali, proses pembelajaran pertama kali akhirnya mundur," tambahnya.

Peristiwa itu terjadi setelah warga melalui Bendahara Keamanan meminta sekolah Petra membayar uang keamanan tiap bulannya Rp32 juta, dan berencana naik jadi Rp35 juta per bulan.

Petra menolak kenaikan itu. Mereka juga meminta pihak RW serta Bendahara Keamanan untuk memberikan laporan pertanggungjawaban.

Namun, laporan pertanggungjawaban anggaran itu tak pernah ditunjukkan warga. Para RW bahkan malah mengancam dan menutup satu-satunya jalan akses menuju sekolah.

Sekolah Petra sudah pernah mengadukan polemik ini ke Komisi C DPRD Surabaya. Di tengah berjalannya rapat dengar pendapat, ternyata pihak RW walkout. Keputusan pun deadlock.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sempat berusaha menengahi perseteruan itu. Saat itu, sekolah dan warga adu argumentasi. Hasilnya lagi-lagi nihil. Tapi dengan viralnya kasus ini, pihak warga ternyata tak lagi menutup akses masuk sekolah.

"Dan memang besar harapan kami memang tidak ada lagi lah penutupan jalan. Sejauh ini masih dibuka, dan semoga dibuka lagi dan tidak ada lagi penutupan jalan ini," pungkasnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar