Siasat Bongkar Muat Demi Tekan Port Stay & Cargo Stay Lewat Ujung Jari

Selasa, 16/04/2024 19:55 WIB
Truk melintas di depan gerbang PTP Nonpetikemas di Pelabuhan Tanjung Priok saat usai bongkar muat. Foto: Law-justice.co

Truk melintas di depan gerbang PTP Nonpetikemas di Pelabuhan Tanjung Priok saat usai bongkar muat. Foto: Law-justice.co

Jakarta, law-justice.co - Umar merasakan betul peningkatan layanan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok dalam beberapa waktu belakangan. Sejak dua tahun lalu saat memutuskan bekerja sebagai sopir truk pengangkut sapi, pria berusia 29 tahun ini hampir setiap hari memuat truknya dengan sapi impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Layanan pelabuhan tersebut dikelola oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) yang merupakan anak perusahan dari PT Pelindo Multi Terminal (SPMT)—subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Kata Umar, peningkatan layanan yang begitu terasa adalah skrining truk dan sistem antre truk yang tertata rapih dengan identifikasi kode batang atau barcode yang dilakoni petugas pelabuhan. Diakuinya, dia tak butuh lagi menyerahkan dokumen izin muat atau legalitas lainnya di dalam pelabuhan seperti masa sebelumnya. Sebab, kini dengan identifikasi barcode, truknya sudah dapat nomor antre untuk menunggu giliran memuat sapi ke dalam truk.

Sopir truk pengangkut sapi milik salah satu peternakan di kawasan Selapanjang, Tangerang ini, pula masih ingat betul bagaimana tidak sulitnya mengurus dokumen atau legalitas awal bagi truknya untuk melintas ke dalam pelabuhan. Dia bilang bahwa atasannya di gudang peternakan tak lagi menjejali dirinya dengan setumpuk kertas, karena kini legalitas sudah diurus melalui aplikasi.

“Ngurus izin surat pakai aplikasi, tapi yang urus pengurusnya. Bisa muat 5 menit (proses pemuatan sapi di pelabuhan). Peningkatan layanan lebih cepat sekarang. Dulu kan kurang beraturan,” kata Umar saat ditemui di depan gerbang masuk pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/4/2024).   

Kemudahan proses bongkar muat juga dirasakan betul oleh sopir truk lainnya, seperti Zainudin. Tak sesering Umar, Zainudin mengenderai truknya ke Pelabuhan Tanjung Priok sekira 3-4 kali setiap bulan. Truk yang dikendarai Zainudin berisi puluhan ton gula curah. Dengan bobot seberat itu, kata dia, proses bongkar muat dari kapal hanya memakan waktu tidak lebih dari 10 menit.

Umar, sopir truk yang memuat sapi dalam Pelabuhan Tanjung Priok

Di pintu masuk maupun di dalam pelabuhan, dia berkata bahwa petugas tidak merepotkan dengan masalah administrasi. Sebab, segala dokumen perizinan untuk pengangkutan sudah diurus kantornya yang proses perizinannya melalui aplikasi. Walhasil, setelah beberapa menit proses pemuatan, truk Zainudin bisa segera meluncur ke pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri dan Pergudangan Marunda Center, Bekasi.

Petugas, katanya, hanya memastikan timbangan truk dalam keadaan kosong sebelum diizinkan proses pemuatan. “Saya akui, saya nyaman bongkar muat di sini. Kantor urus izin pakai aplikasi, saya tinggal jalan saja dan begitu sampai pelabuhan dan bongkar muat, enggak pernah ada istilahnya pungutan liar,” kata pria berusia 63 tahun ini, Jumat (5/4).   

Transformasi layanan melalui digitalisasi

Aplikasi yang disebut-sebut Umar dan Zainudin adalah Pelindo Terminal Operating System Multipurpose atau PTOS-M. Bagi perusahaan yang bergantung jasa bongkar-muat di pelabuhan Pelindo, PTOS-M garapan Pelindo ini semacam alat yang mempermudah proses perizinan. Sebab, perizinan yang semulanya mesti diurus ke kantor Pelindo, kini bisa diproses secara online.

Zainudin, sopir truk saat usai mengakut produk curah cair di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola SPMT Pelindo. 

Selain itu, melalui platform aplikasi ini, perusahaan mendapat layanan inventaris penyimpanan hingga dapat mengontrol maupun memonitor alur bongkar muat. Sehingga, proses bongkar muat mulai dari awal hingga akhir bisa dipantau oleh pihak perusahaan secara daring.

Bagi SPMT, aplikasi PTOS-M dirancang demi memudahkan layanan kepelabuhanan pada kargo nonpetikemas yang melayani bongkar muat kargo curah cair, curah kering, general cargo dan lain-lain. Dalam melayani jasa bongkar muat ini, PTOS-M dilengkapi sistem layanan kapal dan sistem layanan keuangan. Sehingga, aplikasi ini berfungsi untuk perencanaan hingga pengawasan.

Sejak diluncurkan pada September 2023 lalu, PTOS-M digadang-gadang sebagai salah satu bagian dari 6 pilar transformasi Pelindo, yakni transformasi layanan dalam lingkup teknologi. Dengan transformasi layanan berbasis teknologi ini, ditargetkan layanan jasa bongkat muat nonpetikemas terkait waktu sandar (port stay) dan masa tinggal barang di pelabuhan (cargo stay) bisa dipangkas secara signifikan. Ujung-ujungnya, bisa berkontribusi pada penurunan biaya logistik nasional.

“Kami selalu sampaikan, bahwa peran pelabuhan untuk kelancaran arus barang itu diterjemahkan dalam perpendek port stay dan cargo stay,” ujar Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono saat momen peluncuran PTOS-M, September 2023.

Saat awal kemunculannya, Pelindo mengklaim layanan PTOS-M telah diterapkan di sebanyak 16 cabang pelabuhan. Pada Desember 2023, SPMT mengimplementasikan PTOS-M di cabang Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan cukup padat lalu lintas bongkar muatnya di Pulau Sumatra. Pada bulan yang sama, penerapan PTOS-M juga berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Sama dengan Belawan, Pelabuhan Tanjung Emas juga menjadi salah satu titik sentral dalam perniagaan di Pulau Jawa.

Adapun Pelabuhan Jamrud Nilam Milah yang berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menjadi salah satu contoh penerapan PTOS-M yang berdampak baik bagi bisnis Pelindo. Produktivitas di cabang Jamrud Nilam Mirah sebelumnya adalah 1.385 T/S/D, namun setelah dilakukan transformasi meningkat sebesar 31% yaitu 1.814 T/S/D. Capaian itu didapat dari layanan bongkar muat untuk 5 komoditas terbesar di Terminal Jamrud yang meliputi steel billet, steel coil, steel slab, calcium carbonat, dan pupuk sepanjang tahun 2023 sebanyak 2.779.850 ton. Jumlah ini meningkat 8,4% dibandingkan tahun 2022 yang sejumlah 2.564.015 ton.

Bagi Arif Suhartono, capaian dari implementasi PTOS-M hanya sebagai pemantik untuk Pelindo mengakselerasi bisnisnya di layanan bongkar muat nonpetikemas. "Go-Live PTOS-M ini bukanlah sebagai tujuan akhir, namun ini merupakan pintu awal memperbaiki diri untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan," tutur Arif.

Berkah implementasi PTOS-M

Capaian kinerja SPMT sepanjang 2023 cukup positif dalam pelayanan arus muatan barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai dan lainnya naik 5,9% year on year (yoy) sebesar 55,1 juta ton. Capaian bongkar muat komoditas curah cair juga mengalami peningkatan 8,9% (yoy) sebesar 30,3 juta ton.

Di sisi lain, arus kargo, pun mengalami peningkatan 9,8% dibandingkan 2022 sebesar 25,2 juta ton, sementara arus barang berupa gas mengalami peningkatan 49,8% sebesar 13,1 juta MMBTU.

Ambil contoh pencapaian per Juni 2023, tercatat arus bongkar muat komoditas curah cair mencapai 13,5 juta Ton, mengalami peningkatan sebesar 38% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Komoditas curah kering juga mengalami peningkatan 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan angka bongkar muat curah kering mencapai 25,5 juta Ton.

Sementara itu, arus bongkar muat kargo umum tercatat mencapai 7,7 juta Ton, mengalami Peningkatan sebesar 29% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Demikian juga melalui komoditas gas yang terealisasi sebesar 6,1 juta MMBTu (Metric Million British Thermal Unit), tumbuh 17% dibandingkan tahun sebelumnya.

Capaian ini digadang-gadang menjadi prestasi bagi SPMT setelah dua tahun merger Pelindo. Capaian konkret kegiatan bisnis SPMT diharapkan bisa tetap konsisten bahkan lebih baik di masa mendatang. “Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik di tahun 2023 ini serta didukung dengan proses transformasi yang terus berjalan di internal perusahaan, kami optimis kinerja Pelindo Multi Terminal akan terus meningkat di tahun ini dan dapat memenuhi harapan para pemegang saham,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, Fiona Sari Utami.

Dari sederet capaian SPMT pada 2023, PTOS-M disebut-sebut mengambil peran penting, seiring capaian pemangkasan biaya logistik yang merujuk terpangkasnya waktu sandar (port stay) dan masa tinggal barang di pelabuhan (cargo stay).

Pengamatan kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan kinerja pelayanan SPMT pasca merger tampak lebih efisien dan efektif. Menurutnya layanan bongkar muat nonpetikemas sebelum merger masih sarat ego sektoral sehingga memengaruhi pada lamanya port stay dan cargo stay yang berdampak pada biaya logistik.

"Kini istilahnya satu pintu, jadi lebih cepat layanan operasional. Birokrasinya lebih mengalami kemajuan. Untuk barang yang masuk atau bongkar muat cepat dilayani,” kata Trubus saat dihubungi, Selasa (9/4).

Saat ditanya soal PTOS-M, Trubus mengatakan aplikasi itu sebagai terobosan layanan yang berdampak baik bagi SPMT dan pengguna jasa pelabuhan. “Kargo banyak yang tidak ngantre karena cargo stay dipersingkat. Jadi proses bongkar muatnya jalan terus, enggak stuck. Perilaku koruptif melalui (implementasi) PTOS-M ini pasti menurun,” ujar dia.  

Bagi Umar dan Zainudin, transformasi layanan dalam bongkar muat sangat berarti. Sebab, semakin cepat mereka mengangkut muatan, maka semakin banyak pula upah yang mereka dapat. Dari pengalaman mereka selama bekerja sebagai sopir, relasi kerja antara perusahaan dan sopir tidak terikat kontrak sehingga upah diberi berdasarkan kinerja.

“Kalau bongkar muat cepat, ya kami untung. Karena sekali jalan misal dapat upah 100 ribu, kalau kami sehari bisa 3 kali, kan bisa dapat 300 ribu,” kata Zainudin yang bisa narik tiga kali dalam sehari sejak 2022 lalu.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar