El Salvador Disebut Bakal Jadi Negara Terkaya karena Bitcoin

Minggu, 14/04/2024 11:51 WIB
Ilustrasi Bitcoin (CNBC Indonesia)

Ilustrasi Bitcoin (CNBC Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Negara El Salvador yang membuat bikin sejarah mengadopsi bitcoin sejak 2021, diprediksi tokoh kapitalis ventura tersohor di Silicon Valley, Tim Draper, bakal menjadi negara terkaya di dunia pada 30 atau 40 tahun mendatang.

Para kapitalis ventura dan analisis finansial di Amerika Serikat kini mulai memantau pihak-pihak yang berinvestasi di bitcoin sebagai pengadopsi awal.

Draper, yang merupakan investor dan pendiri beberapa organisasi modal ventura, baru-baru ini membahas soal El Savador, negara di Amerika Tengah, yang sempat memiliki mata uang bernama colon sejak 1982 lalu diganti ke dolar Amerika Serikat pada 2001.

Pada Juni 2021 El Salvador menjadi negara pertama yang secara resmi mengklasifikasikan bitcoin sebagai mata uang legal.

Draper menyatakan bitcoin membantu El Salvador tumbuh dan menjadi negara lebih baik dan akan menentukan masa depan negaranya pada tahun-tahun ke depan.

"Mungkin dalam waktu 30 atau 40 tahun mereka akan berubah dari negara termiskin yang paling banyak kejahatannya menjadi salah satu negara terkaya dan paling inovatif di dunia hanya dalam jangka waktu tersebut dan hanya karena mereka menggunakan bitcoin," kata Draper di podcast Web3 Deep Dive yang dipandu reporter Rachel Wolfson, seperti diberitakan bitcoin.com.

Lebih lanjut Draper juga menyatakan pembelian bitcoin oleh Presiden El Salvador Nayib Bukele akan memungkinkan negara tersebut melunasi utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF).

"Dan (El Salvador) tak perlu berbicara dengan mereka lagi," ucap Draper.

Draper memperkirakan harga per 1 bitcoin akan mencapai US$250 ribu pada tahun ini. Dia juga menekankan bahwa akan ada penarikan dana di bank dan orang-orang tidak akan menginginkan dolar lagi.

Bukele adalah katalis adopsi bitcoin di El Salvaor. Dia dan partai berkuasa Nuevas Ideas adalah kekuatan politik yang mempelopori persetujuan Undang-Undang Bitcoin lebih dari dua tahun lalu.

Walau begitu El Salvador mendapatkan kritik dari IMF atas keputusan itu dan meminta membatalkannya sebab dikatakan terdapat sejumlah risiko yang sudah ditemukan.

Pada 26 Maret lalu Bulele pernah mengungkap alamat dompet Bitcoin berikut isi saldonya di media sosial. Dalam cuitannya Bulele menulis `5.700`.

Berdasarkan penelusuran alamat dompet Bitcoin itu pada Sabtu (13/4) pukul 16.00 WIB total saldo di dalamnya sebanyak 5.718,75 BTC yang senilai US$385.317.984 atau sekitar Rp6,211 triliun (kurs Rp1,086 miliar per BTC).

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar