Bapanas Dorong Bulog Optimalkan Penyerapan Beras dari Dalam Negeri

Kamis, 04/04/2024 14:25 WIB
Ilustrasi beras bulog yang sudah berdebu di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat (kompas)

Ilustrasi beras bulog yang sudah berdebu di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang fokus menjaga harga beras di tingkat petani. Ini dikarenakan panen raya padi akan segera datang. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi pun optimistis bantuan pangan beras yang dikucurkan Perum Bulog ke depannya akan kembali menggunakan beras hasil produksi dalam negeri.

Dikutip dari CNBC Indonesia, memasuki masa panen, stok gabah sudah mulai banyak. Diproyeksikan dalam masa panen bulan Maret 3,8 juta ton dan panen bulan April sekitar 4,9 juta ton. Sehingga fokus pemerintah adalah menjaga harga petani.

“Untuk itu, kami telah memerintahkan Bulog untuk menyerap produksi dalam negeri, karena sekarang waktunya kita menyerap, sehingga nanti bantuan pangan beras dan program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu bisa mulai menggunakan beras dari produksi dalam negeri kembali," jelas Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis 4 April 2024.

Lebih lanjut Arief menambahkan, Bapanas per 3 April 2024 telah memberikan kebijakan fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras. Dengan demikian, Bulog diharapkan dapat menjalankan perannya untuk menyerap hasil petani dan di sisi lain harga petani pun dapat terjaga.

Seperti diketahui, sebagai salah satu langkah persiapan menyerap hasil panen raya, Badan Pangan Nasional mulai 3 April 2024 memberlakukan fleksibilitas harga gabah dan beras. 

Hal ini dilakukan dalam rangka Perum Bulog menyelenggarakan peningkatan stok beras yang dikelolanya sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). 

Fleksibilitas HPP gabah dan beras yang diterapkan bagi Perum Bulog yakni Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya Rp 5.000 per kilogram (kg) difleksibelkan menjadi Rp 6.000 per kg. 

Selanjutnya Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp 6.300 per kg mengalami fleksibilitas menjadi Rp 7.400 per kg. 

Sementara HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen yang sebelumnya Rp 9.950 per kg difleksibelkan menjadi Rp 11.000 per kg.

"Tentu dengan adanya fleksibilitas harga bagi Bulog ini akan menjadi safety net bagi para sedulur petani, agar harga dapat terjaga dengan baik," kata Arief.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar